FeniFine's Motto

"Kesuksesan anda tidak bisa dibandingkan dengan orang lain, melainkan dibandingkan dengan diri anda sebelumnya." ~Jaya Setiabudi

Jumat, 31 Juli 2015

Melukis Masa Depan

Saya awalnya tidak mempunyai cita-cita yang jelas dan sulit menggambarkan masa depan tetapi semua itu berubah setelah saya menikmati proses berbisnis dagang tas via online. Saya berjualan melalui toko online saya yang bernama Tas Bergaransi. Toko Online Tas Bergaransi yang saya dirikan ini membuat saya yakin untuk tidak akan melamar kerja di suatu perusahaan. Saya yakin total 100% memilih menjadi seorang entrepreneur. Saya yakin dengan masa depan Toko Online Tas Bergaransi, yang selama ini terus bertumbuh.

Sesuai namanya, Toko Online Tas Bergaransi hanya menjual tas yang bergaransi. Saya bekerja sama dengan beberapa produsen tas dari berbagai kota besar di Jawa. Semua merek asli Indonesia. Saat ini banyak orang Indonesia yang memilih membeli tas dengan bermerek dari luar negeri. Padahal banyak produk tas bermerek dalam negeri yang kualitasnya tidak kalah dengan harga yang lebih murah, bahkan beberapa merek dalam negeri yang bekerjasama dengan Toko Online Tas Bergaransi berani memberikan garansi seumur hidup untuk produknya.


Banyak juga orang Indonesia yang memilih membeli produk berlabel merek luar negeri tetapi kw alias palsu, dengan harga sangat miring namun kualitas jelek. Daripada membeli produk palsu bukankah lebih baik membeli produk asli anak negeri yang kualitasnya tidak kalah dengan produk bermerek dari luar negeri ditambah lagi harga produk tas bermerek dalam negeri lebih murah dibanding produk tas bermerek dari luar negeri. Salah satu merek yang menjadi supplier saya bahkan produknya jauh lebih laris di luar negeri dibanding di negeri sendiri. Itu karena orang luar negeri lebih mementingkan kualitas daripada merek sedangkan masih banyak sekali orang Indonesia yang lebih melihat merek daripada melihat kualitas. Mengapa tidak belajar mencintai produk dalam negeri mulai dari produk tas, sepatu, kemudian menyusul berbagai produk dalam negeri lainnya.


Garansi produk yang dijual di Toko Online Tas Bergaransi bermacam-macam, ada yang garansi retur, garansi 6 bulan, garansi 1 tahun, garansi 2 tahun, garansi 3 tahun, & garansi seumur hidup. Setiap merek mempunyai kebijakan garansi yang berbeda-beda. Saya hanya mau bekerja sama dengan merek yang bersedia memberikan garansi produk. Tidak semua tawaran menjualkan produk tas saya terima, saya tidak ingin pelanggan Toko Online Tas Bergaransi kecewa. Jika menemukan produk bagus bahkan saya akan menawarkan diri untuk menjualkan produknya. Sampai saat ini saya sudah bekerjasama dengan 10 merek dalam negeri yang mempunyai produk berkualitas dan bersedia memberikan garansi produk.

Tas yang lebih laris di luar negeri daripada di Indonesia
Mimpi saya untuk Toko Online Tas Bergaransi adalah kelak berbelanja tas di Toko Online Tas Bergaransi akan menjadi kebanggaan tersendiri oleh para pembeli online. Kalau sekarang mungkin seperti punya Iphone. Saya ingin kelak orang-orang kalau beli tas berusaha belinya di Toko Online Tas Bergaransi, karena kualitasnya sudah teruji. Kalau sudah belanja di Toko Online Tas Bergaransi bangga sekali. Kalau beli tas tapi tidak di Toko Online Tas Bergaransi rasanya ada yang kurang.


Bonjour, merek asal Bandung adalah merek tas paling laris di Toko Online Tas Bergaransi

Jika berbicara matriks BCG, Toko Online Tas Bergaransi merupakan sapi perah. Saya akan merawat sapi perah dan mengusahakannya agar segera auto pilot. Saya juga ingin membuka toko kantor kecil Toko Online Tas Bergaransi di Yogyakarta setelah mempunyai dana untuk membiayai karyawan dan lokasi kantornya.

Sumber gambar: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons
Selain Toko Online Tas Bergaransi saya juga mempunyai bisnis Kaligrafi Aksara Jawa namun sedang vakum. Saya akan fokus menjadikan Toko Online Tas Bergaransi menjadi mesin uang dahulu. Kapan Toko Online Tas Bergaransi bisa disebut sebagai mesin uang? Ketika Toko Online Tas Bergaransi sudah auto pilot dan memberikan keuntungan minimal puluhan juta per bulannya.

Bisnis Kaligrafi Aksara Jawa saya butuh edukasi pasar yang mana biayanya tidak sedikit dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Sehingga saya memilih untuk fokus memelihara Toko Online Tas Bergaransi dahulu sampai Toko Online Tas Bergaransi mampu menopang pembiayaan yang dibutuhkan bisnis Kaligrafi Aksara Jawa saya. Dalam matriks BCG bisnis Kaligrafi Aksara Jawa saya berada pada kuadran tanda tanya. Dengan menggunakan hasil dari Toko Online Tas Bergaransi ketika sudah auto pilot saya akan merawat bisnis Kaligrafi Aksara Jawa saya hingga masuk ke kuadran bintang pada matriks BCG.


Mengapa bisnis Kaligrafi Aksara Jawa saya tempatkan pada kuadran tanda tanya dan akan saya arahkan bergeser masuk ke kuadran bintang? Karena sampai saat ini belum ada bisnis yang mengangkat Kaligrafi Aksara Jawa. Saya berniat mengangkat Kaligrafi Aksara Jawa karena Kaligrafi Aksara Jawa merupakan seni budaya warisan leluhur yang kini hampir punah. Saya ingin melestarikan Kaligrafi Aksara Jawa dengan mengangkatnya sebagai sesuatu yang khas dari Jawa.

Saya mempunyai merek untuk bisnis Kaligrafi Aksara Jawa saya. Kedua merek tersebut sudah saya daftarkan sejak tahun 2013 lalu, kini menunggu kabar tuntasnya proses pendaftaran merek dari Ditjen HAKI. Merek pertama saya adalah Rikswa, singkatan dari Relief Kaligrafi Aksara Jawa. Produk Rikswa adalah relief Kaligrafi Aksara Jawa yang terbuat dari limbah kertas.


Produk Rikswa sempat saya titipkan di Mirota Batik. Alhamdulillah laku, dan pihak Mirota Batik siap menerima produk Rikswa lagi. Namun karena proses pembuatan Rikswa cukup lama saya tidak lagi titip jual di Mirota Batik. Selain itu saat itu saya belum pandai menentukan harga, sehingga laba yang saya dapatkan dari penjualan Rikswa amat sangat sedikit sekali, tidak sebanding dengan tenaga, pikiran, dan waktu saya dalam proses pembuatannya.


Merek bisnis Kaligrafi Aksara Jawa yang kedua adalah Kalakswa, singkatan dari Kaos Kaligrafi Aksara Jawa. Sementara ini saya hanya punya dua desain Kaos Kaligrafi Aksara Jawa. Nantinya kalau bisnis Kaos Kaligrafi Aksara Jawa saya sudah siap kembali berjalan tentunya desainnya akan bertambah, menerima pesanan custom juga seperti nama orang, nama instansi, kata ucapan, dsb. Saya juga akan menambah variasi produk, yaitu kaos dengan lukisan tangan Kaos Kaligrafi Aksara Jawa.



Mimpi saya untuk Kalakswa (Kaos Kaligrafi Aksara Jawa) adalah kalakswa akan jadi oleh-oleh wajib bagi siapapun yang berlibur ke Jogja. Mereka bisa pesan Kaligrafi Aksara Jawa nama mereka sebelum sampai di Jogja. Sesampainya di Jogja tinggal ambil kaos custom Kalakswa yang sudah mereka pesan.


 Mimpi saya untuk Rikswa (Relief Kaligrafi Aksara Jawa) sebagai berikut:
1. Setiap rumah di Jogja kelak akan memiliki Rikswa di rumah mereka, seperti halnya Pura yang ada setiap rumah warga Bali yang beragama Hindu. Kalau Kaligrafi Aksara Jawa tentu tidak hanya untuk agama tertentu saja, tapi untuk semuanya.
2. Setiap instansi di Jogja punya versi Kaligrafi Aksara Jawa nama instansi mereka.
3. Setiap instansi  memajang Rikswa di kantor mereka.
4. Setiap hotel memajang Rikswa, minimal satu di ruang utama.
5. Rikswa menjadi salah satu oleh-oleh wajib bagi mereka yang berkunjung ke Jogja. Mereka bisa memesan sebelum ke Jogja dan mengambilnya ketika sudah sampai Jogja.


Jika bisnis Kaligrafi Aksara Jawa saya sudah memberikan keuntungan minimal puluhan juta dan sudah auto pilot, selanjutnya saya ingin membuat komunitas bisnis online untuk anak muda sebagai tempat saya berbagi ilmu secara gratis. Setidaknya saya mulai mencicil bulan ini dengan membuka kelas gratis terbatas untuk kakak saya dan teman-temannya yang sudah lama ingin belajar berjualan online dengan saya. Komunitas ini rencananya saya beri nama “Muda Mandiri High Tech”. Saya sering sedih ketika ada anak muda yang sudah berusia diatas 17 tahun tapi masih suka minta-minta belas kasihan karena kondisi orang tua yang kurang mampu. Hidup hanya bergantung dari para donatur atau beasiswa.

Saya juga kurang setuju dengan anak muda yang marah kalau gagal mendapatkan beasiswa kurang mampu karena justru yang mendapatkan temannya sendiri yang ternyata lebih kaya. Apalagi mereka yang menuntut tersebut anak pintar namun berasal dari keluarga miskin. Menurut saya kalau memang mereka lebih pintar dibanding orang lain, berarti mereka punya potensi untuk mandiri lebih cepat dibanding orang lain.

Saya pernah marah tapi tanpa bersuara kemana-mana ketika mengikuti seleksi beasiswa untuk mahasiswa kurang mampu (beasiswa yang tidak memandang IPK), dan saya tidak mendapatkannya. Justru teman saya yang jauh lebih kaya yang mendapatkannya. Tapi saya sekarang sudah bertobat. Saya mendapatkan hidayah setelah secara bertahap mengetahui makna mental kaya dan mental pengusaha. Proses masuknya hidaya adalah dengan cara memfollow akun-akun pengusaha sukses, favorit saya adalah Pak Jaya Setiabudi. Sebelum menemukan passion saya, saya rajin mencuci otak saya dengan tweet-tweet beliau.

Foto bersama Pak Jaya Setiabudi pakai handphone Nokia jadul (2013).
Saya ingin anak muda stop menghabiskan energi untuk menuntut. Daripada tenaga, pikiran, dan perasaan lelah karena menuntut beasiswa yang seharusnya diberikan kepada mereka lebih baik tenaga pikiran dan emosinya diarahkan ke hal positif untuk memulai berbagai macam bisnis tanpa modal. Cobalah buka mata, banyak anak muda usia belasan tahun kini berhasil bisnis tanpa modal dan beromset ratusan juta serta punya karyawan.

Saya ingin anak muda terutama yang berasal dari keluarga kurang mampu segera berpikir bagaimana caranya agar mereka bisa secepatnya membantu menaikkan taraf hidup orang tua mereka dengan tangan kalian sendiri, bukan dengan donasi atau beasiswa. Tidak harus menunggu lulus kuliah S1, S2, S3 atau mendapatkan pekerjaan mentereng untuk membantu menaikkan taraf hidup orang tua. Jika mereka memang berasal dari keluarga yang hidupnya susah, jika mereka bisa menaikkan taraf hidup orang tua mereka lebih cepat tanpa harus menunggu lulus kuliah atau mendapatkan pekerjaan mentereng kenapa tidak dilakukan.



Bahkan dengan menjadi seorang pengusaha sukses bisa jadi kita justru bisa menjadi pendonasi beasiswa, bukan lagi sebagai penerima beasiswa ketika masih kuliah. Namun juga bukan berarti tidak perlu kuliah atau kalau sudah kuliah harus keluar, karena banyak sekali tawaran modal bisnis untuk mahasiswa, mulai dari dana hibah hingga pinjaman tanpa bunga. Bahkan banyak juga kompetisi bisnis untuk mahasiswa.

Mengenai kompetisi bisnis mahasiswa, yang terjadi sekitar saya adalah para mahasiswa yang mental pengusahanya belum terbentuk & belum matang, mereka menjadikan kompetisi bisnis sebagai wahana menambah deretan gelar juara yang sudah mereka dapatkan. Sehingga ketika ada kompetisi baru, mereka membuat bisnis baru lagi, kompetisi baru bisnis baru, yang lama ditinggal. Bukannya memelihara bisnis yang sudah dimulai justru mengejar gelar juara dalam berbagai kompetisi. Harapannya kelak ketika melamar pekerjaan akan mendapatkan nilai tambah karena mempunyai banyak sertifikat kejuaraan. Berarti belum mantap memilih profesi sebagai pengusaha dong.

Mengapa saya tidak memilih bercita-cita membuka pelatihan untuk para pebisnis mikro yang usianya sudah lanjut, yang usianya sudah diatas 35 tahun atau bahkan yang sudah kakek nenek? Masalahnya, syarat awal menjadi pebisnis yang sukses menurut saya adalah mindset. Susah mengubah mindset mereka yang sudah berumur. Apalagi mengajari hal-hal baru kepada mereka yang sudah berumur, pasti susah. Mengusik kenyamanan mereka yang sebenarnya membuat mereka tidak nyaman (bisnis tidak maju-maju, tarafnya mikro terus sudah belasan tahun hingga puluhan tahun) tentu susah. Mereka yang sudah berusia lanjut sebaiknya istirahat dan menikmati masa tua, menjaga kesehatan, stop berpikir tentang biaya hidup. Biarlah anak cucu mereka yang berpikir untuk mencukupi kebutuhan mereka dan membahagiakan mereka.

Saya tidak ingin ada lagi anak muda, usia sudah diatas 17 tahun mengeluh karena kebutuhan mereka tidak tercukupi akibat orang tua mereka tidak mampu. Stop mengkambinghitamkan orang tua. Merekalah yang sebenarnya menjadi kambing hitam jika hidup keluarga mereka susah. Mereka yang otak dan badannya masih segar yang harus bertanggung jawab atas kondisi ekonomi keluarga mereka. Lagipula zaman sekarang cari uang untuk anak muda itu mudah sekali. Tinggal tahu bagaimana caranya berjualan online, rekening mereka bakal dinamis, uang jutaan masuk ke rekening setiap bulan bukan lagi sekedar mimpi.

Melalui komunitas “Muda Mandiri High Tech” saya ingin ilmu yang saya bagikan kelak turun temurun dan terus ter-update. Karena teknologi terus berubah, tentu mereka yang muda-lah yang paling cepat beradaptasi dengan teknologi baru. Cara-cara pemasaran baru yang lebih efektif dan efisien. Saya ingin semua yang bergabung dengan komunitas ini mempunyai otot berbagi yang besar. Sehingga semua remaja, muda mudi Indonesia bisa mandiri. Mereka yang mendapatkan ilmu dari komunitas ini mengajak anak muda lainnya untuk membagi ilmu mereka dan kelak yang mendapat ilmu membagi lagi, dapat bagi, dapat bagi, ilmunya tidak harus sama, disesuaikan perkembangan teknologi terbaru.

Setelah Online Shop Tas Bergaransi dan bisnis Kaligrafi Aksara Jawa saya settleauto pilot, memberikan passive income yang mencukupi, rutin membiayai komunitas “Muda Mandiri High Tech” dan komunitas “Muda Mandiri High Tech” juga sudah auto pilot,  saya ingin fokus menjadi penulis. Saya ingin jadi penulis setelah semuanya auto pilot karena untuk menulis butuh waktu namun tidak untuk tenaga yang berlebihan. Tidak harus diterbitkan penerbit terkenal, bisa terbitkan sendiri atau membuat web khusus sendiri. Saya sering mempunyai pemikiran-pemikiran yang ingin saya tuliskan namun saya masih ingin fokus untuk memiliki bisnis yang auto pilot. Saya sering mempunyai ide-ide, saya takut jika saya menjadi penulis sekarang bisnis saya jadi tidak terawat.

Saya ingin menghabiskan masa tua saya dengan damai. Menjadi penulis bukan karena uang tapi karena ingin bermanfaat. Saya kelak ingin memakai nama pena agar tetap menjadi unknown person. Menjadi orang terkenal pasti tidaklah mudah dan saya tidak ingin menjadi orang terkenal. Cukup bisnis dan komunitas saya saja yang terkenal tapi saya tidak.

Setelah meninggal saya tidak ingin dikenang sebagai siapa-siapa, tidak ingin nama saya dikenang. Saya tidak ingin gagal masuk surga hanya karena riya' (berbuat baik karena mengharap pujian dari orang, bukan agar mendapat nilai plus di hadapan Allah). Saya pernah mendengar cerita orang dermawan yang gagal masuk surga karena ternyata dia dermawan hanya karena ingin disebut dermawan, dipuji orang-orang di sekitarnya, amalannya tidak untuk Allah. Saya tidak ingin itu saya.


Sepeninggal saya, saya ingin bisnis-bisnis saya dan komunitas komunitas “Muda Mandiri High Tech” yang sudah dan nantinya akan saya dirikan tetap eksis hingga akhir zaman. Terus memberikan manfaat pada manusia dan dunia. Tanpa menyebut-nyebut nama saya sebagai pendiri. Saya ingin sepeninggal saya, saya dilupakan, cukuplah bisnis-bisnis saya dan komunitas komunitas “Muda Mandiri High Tech”  terus memberikan manfaat hingga akhir zaman.

Minggu, 05 Juli 2015

Kue Tai Kucing

*Peringatan*
Aku tidak tahu postingan ini bakal membuat pembaca ngiler, ngeces, atau malah tidak doyan makan setelah baca ini, hehe ^^v

Waktu ke Banyuwangi aku baru tahu kalau makanan khas disana adalah bagiak. Pertama aku dengarnya bakiak, “itu kan mainan,” sahutku waktu dikasih tahu mbak irum. “Pake G ga pake K,” terang mbak irum. “Ohhh..” Waktu itu aku belum ada bayangan bentuknya kayak apa.

Baru Senin pagi, 1 Juni 2015 aku lihat belanjaan ibu, bulik, dan budheku. Ternyata bagiak bentuknya seperti itu. Entah kenapa sejak kecil seingetku itu namanya bukan bagiak tapi kue tai kucing. Tapi kenapa yang merespon kalau bagiak itu mirip kue tai kucing cuma aku ya. Mungkin ibuku juga menganggap mirip kue tai kucing tapi diam aja. Mirip tai kucing kalau kering. Rasanya juga mirip sama kue yang sejak kecil kuanggap kue tai kucing. Tapi enak kok, aku juga suka J

Sumber: https://jualkuekeringlebaranonline.files.wordpress.com/2014/07/bakiak.jpg

 Pulang sampai rumah, 2 Juni 2015, mbak dini lihat oleh-oleh yang kami bawa. “Lho kui kan tai kucing,” kata mbak dini. “Udu, iki bagiak, kue khas Banyuwangi, bedo karo tai kucing, tapi cen mirip,” jawabku. “Kui tai kucing yo,” mbak dini ngeyel. Padahal di bungkusnya sudah tertulis jelas “Bagiak, oleh-oleh khas Banyuwangi.”

Kenapa yang menganggap bagiak mirip tai kucing cuma aku ya, serombongan kemarin, aku penasaran. Aku pun memutuskan untuk googling. Apakah orang lain juga menganggap bagiak itu mirip kue tai kucing? Soalnya keluargaku suka punya istilah sendiri soal dunia makanan yang berbeda dengan orang lain. Misalnya sayur gori  gudheg yang bapakku  sebut daging kebo. Baru setelah agak gede aku baru sadar kalau orang lain tidak ada yang menyebut sayur gori gudheg itu daging kebo. Sama istilah poci untuk angkringan, bapakku kalau menyebut angkringan itu poci, aku ya ikut-ikutan lha hidup sejak kecil juga sama orang tua, hehe. Setelah agak gede baru sadar kalau orang lain tidak pada menyebut angkringan itu poci.

Kembali ke bahasan utama, hehe
Setelah googling, ternyata tidak ada yang menganggap bagiak itu mirip tai kucing. Dan kue tai kucing yang dianggap orang-orang itu ternyata:
1.       Ada yang menganggap kue tai kucing = kue lidah kucing. Setahuku sejak kecil sih jelas beda. Kue lidah kucing tidak ada mirip-miripnya dengan tai kucing yang kering maupun basah.
Sumber: dapursaja.blogspot.com

2.       Beberapa ada yang menyebut kue tai kucing itu... Susah sih mendefinisikannya dengan kata-kata. Tapi, aku lebih lihat ke fotonya sih. Mirip tai kucing yang masih basah bentuknya.
Sumber: http://www.kaskus.co.id/thread/55232bc46208816d698b456d/?ref=postlist-113&med=hot_thread
3.       Ada yang bilang kue putri salju = kue tai kucing. Setahuku selama ini tidak ada kue putri salju yang bentuk dan penampakannya mirip tai kucing. Kok ya ada ya yang bilang kue putri salju = kue tai kucing?
Sumber: http://www.kaskus.co.id/thread/541bc111a4cb177d058b4569/?ref=postlist-243&med=hot_thread

Ternyata tidak ada gambar yang menunjukkan kue tai kucing itu bentuknya mirip tai kucing yang kering. Tidak ada yang menganggap bagiak mirip kue tai kucing. Kecuali aku, mbak dini, entah sama siapa lagi. Kalau menurut pembaca kue tai kucing itu yang seperti apa? Boleh dong dishare url gambarnya, depannya pakai embel-embel kue loh yaa... Jangan kasih gambar yang di depannya tidak ada embel-embel kue -nya, hehe

Menikah atau Melajang, Mana yang Lebih Baik?

Kalau aku sendiri sih. Ini juga bisa jadi jawaban orang-orang yang suka tanya kapan nikah? Perlu diketahui, dalam Islam, agama yang aku anut...