FeniFine's Motto

"Kesuksesan anda tidak bisa dibandingkan dengan orang lain, melainkan dibandingkan dengan diri anda sebelumnya." ~Jaya Setiabudi

Minggu, 17 April 2016

Sebab Musabab Parade Postingan Pendek Sekaligus

Kasih gambar yang lucu, biar pas dishare di google+ yg muncul bukan gambar iklan yg ada di blog ini.
Sumber gambar: open clip art di search creative commons.

Why aku nulis soal ini lagi kan sudah nulis ini: http://fenitriutami.blogspot.co.id/2016/04/tiba-tiba-posting-banyak-pendek-pendek.html Hmm.. belum semua sebab musabab sudah tertuang disitu sih. Kemarin malam beberapa saat setelah selesai parade, aku kok ya ingin menulis postingan ini ini, ya ini ini, hehe. Mau cerita kronologisnya. Tidak penting ya, tapi kalau tidak aku tulis nanti takut jadi kepikiran terus di aku nya, hehe

Jadi, hehe. Mmm.. Kemarin sebelum parade, aku ingin ikut semacam pendampingan bisnis via online gitu lah, hehe. Tapi ga ada duit buat ikut. Ada ide, sudah direalisasikan idenya, gagal.

Lagi online, buka socmed. Kok muncul akun socmed temen lama. Biasa lah kan kalo di socmed suka begitu ya, ada akun-akun yg disarankan untuk difollow atau dijadiin temen. Biasanya yang punya banyak mutual friends gitu. Iya, memang banyak mutual friendsku sama temen lama ini. Kita sih saling kenal baik, dulu kalau ketemu ya kadang ngobrol2 dikit lah, tapi tidak dekat. Main ke kost dia aja tidak pernah.

Iseng-iseng lah bukan akun socmed temen lama itu. Eh ternyata dia blogger juga. Iseng2 buka blog nya. Beberapa postingan teratas isinya curhatan semua, dah macam buku diary online nya dia. Trus liat total views, eh tidak jauh beda sama blog ku. Lebih banyak punyaku tapi selisihnya tidak terlalu banyak.

Aku penasaran, blog isi curhatan kayak gini kok bisa dapat views segitu ya. Terus aku lihat jumlah postingannya. Eladalah gila tenan. Aku kalah jauh. Setahun dia bisa posting sampai puluhan. Lah aku? setahun sudah menerbitkan 15 postingan saja dah bersyukur.

Jadi panas deh, mendadak ingin posting blog yang banyak sore itu. Biar jumlah views nya bisa melaju jauh lebih banyak, hehe. Tidak mau kalah. Sesama manusia biasa soalnya. Kalau sama blogger yang blog-nya dah keren abis, isi mangfaat semua, asik dibaca semua, punya pembaca setia yang buanyak. Aku sih tidak napsu untuk bersaing jumlah views nya, hehe. Apa sih ya, sumpah sebenarnya ini tidak penting sekali, tapi hanya untuk kepuasan diri. Dah terlanjur panas, ditambah galau, klop sudah. Kalau memang mau luapin emosi dengan cara posting pendek-pendek di blog ya lakuin aja biar puas, hehe.

Iya, parade kemarin hanya untuk kepuasan diri. Jadi tidak terlalu mempertimbangkan apakah enak dibaca atau tidak oleh pembaca. Hanya saja di postingan ini aku berusaha untuk mengurangi kata tidak baku, sebisa mungkin. Kalau memang dibutuhkan kata yang tidak baku juga tidak bakal aku tahan sih, tulis aja. Biar puas. Ingat manfaat menulis dengan bahasa baku seperti yang sudah aku tulis dulu disini: http://fenitriutami.blogspot.co.id/2015/01/pentingnya-pemakaian-bahasa-baku-di-blog.html. Tadi juga baca satu tweet guru bisnisku tentang manfaat penulisan sesuai EYD sih.

Sabtu, 16 April 2016

Gara-gara Socmed Jadi Pengen Cerita Terus

Sejak ada socmed pengen ceritaaaa teruuuus. Tiap ngerasa apa pengennya di twit atau bikin status di FB. Tiap habis dapet kejadian apa juga gitu. Saya sih lebih suka nge twit, soalnya kalau di FB komen-komen kapan lulus yang bermunculan langsung terlihat semua dengan jelas. Kalau nge twit lebih lepas aja. Gak ribet.

Ada baiknya ada buruknya sih.

Blog termasuk socmed gak sih? Saya tuh ya sebenernya setiap mendapatkan pencerahan, pengennya segera di tulis di blog. Eh biasanya gak langsung kelaksana juga. Soalnya takut jadi keasyikan terus online shopnya jadi kurang perhatian, takut uangnya jadi seret kalau kebablasan nulis di blog. Masih jauh dari terampil menghasilkan uang dari blogging soalnya. Fokus ig, marketplace, sama line@ dulu. Eh kok malah sampai mana-mana.

Setiap dapat pengalaman baru ada pengalaman yang menurut saya menarik utk diceritakan di blog. Juga pengennya ditulis di blog. Siapa tau menarik buat pembaca. Ya gitu deh. Tiap pergi-pergi, dapet pengalaman baru blog nya diinget-inget. Eh tapi pengalamannya gak ditulis-tulis di blog. Hehe. Kemana-mana suka keinget blog terus. "Ini bagus deh kayaknya kalau diceritain di blog" selalu mbathin gitu. Hmmm... Sehat nggak sih. Ada baik ada buruknya. Tapi tidak semua tentang kita harus diketahui semua orang dan di ceritakan di dunia maya kan. Harus ada kontrol.

Tiba-tiba Posting Banyak Pendek-pendek

Saya tu ya, kalau disuruh cerita pengennya cerita panjang kali lebar sampai sedetil-detilnya. Kalau berpendapat inginnya pakai fakta-fakta pendukung juga dari hasil yang terpercaya. Tapi ya gara-gara itu blog saya jadi sepi. Jadi males postingnya. Kalau sudah mulai menulis juga biasanya ditengah jalan terputus, tidak dilanjutkan.

Mendadak aja ini galau, terus pengen posting-posting di blog. Jadi ya cuma dikit-dikit. Daripada niatnya bikin panjang-panjang malah terus tidak jadi-jadi posting. Biar plong. Masih banyak yg pengen di posting tapi ya gak mungkin semuanya kan ya. Emang hidup hanya buat blogging?

Sudah sih itu aja, kenapa blog saya yang biasanya sepi jarang ada postingan baru tiba-tiba sore ini banyak postingan baru dan singkat-singkat :)

Semoga bermanfaat :)

Seandainya dan Pintu Syetan

Kenapa sih seandainya bisa jadi pintu syetan? yang saya pahami seperti ini:

Soalnya kalau bilang seandainya, kita jadi tidak mensyukuri keadaan. Padahal dengan apa yang kita punya saat ini ditambah banyak ciptaan Allah diluar sana banyak orang diluar sana. Kita juga bisa memikirkan bagaimana caranya untuk mencapai tujuan kita. Apalagi kalau badan kita sehat, akal kita sehat, tidak sakit jiwa.

Misal kita bilang seandainya2 terus. Yang ada cuma meratapi nasib, terus sedih. Atau malah berkhayal doang tak ada ujung, seandainya begini seandainya begitu. Bukannya melakukan aksi nyata untuk mendapatkan apa yang kita inginkan.

Padahal kalau dengkul kita dibeli 100 juta kita juga tidak mau kan. Pernah baca pengalaman orang yang habis jual ginjal, badannya mudah sakit tidak se-fit dulu, aktivitasnya tidak bisa sebanyak dulu. Padahal dengan sehat kita bisa melakukan banyak hal. Banyak hal yang tidak bisa kita lakukan ketika sakit.

Resume Hasil Perburuan Nasi Thiwul


Nasi thiwul. Nasi yang terbuat dari singkong, bukan dari beras padi. Sehat, cocok untuk yg diabetes karena kandungan gula yg rendah. Budidaya singkong juga lebih mudah dari padi, bisa ditanam di daerah subur maupun tandus seperti di Gunungkidul.

Makan nasi thiwul lauk tempe pakai oseng-oseng, menarik juga. #kalimatrandom

Mau makan nasi thiwul adalah hal yang mudah bagi masyarakat Gunungkidul. Mereka sudah ahli membuatnya. Tidak perlu bingung kesana kemari. Tinggal ambil singkong yang ditanam di dekat rumah. Buat kita yang tidak tinggal di Gunungkidul tidak mungkin kan tiba-tiba bertamu terus minta dibuatin nasi thiwul. Toh sekarang masyarakat Gunungkidul banyak juga yang lebih sering makan nasi padi dari pada nasi thiwul. Tapi kalau punya teman orang Gunungkidul bisa aja sih. Sekalian belajar bikin nasi thiwul sendiri. Beli singkongnya di Pasar Telo yang murah.

Kalau pengennya beli gimana? Apa harus mblusuk-mblusuk di perkampungan Gunungkidul cari warung makan yang jual nasi thiwul. Ada tidak saya juga tidak tahu. Berdasarkan keterangan dari teman saya yang orang Gunungkidul, keluarganya kalau mau makan apa-apa tinggal petik di sekitar rumah. Jadi sepertinya mencari warung makan di perkampungan Gunungkidul tidak semudah mencari warung makan di dekat kampus besar seperti UGM, UNY, UIN.

Terus gimana dong, nah ini dia hasil pencarian saya setelah 3 kali motoran ke Gunungkidul (belum berani nyepeda onthel kesana). Kalau mau makan nasi thiwul di rumah makan yang agak gede, lebih baik sehari sebelumnya pesan via telepon, sms, dll. Karena kebanyakan rumah makan yg agak gede tidak ready stock nasi thiwulnya. Kalau pun ada yg mau membuatkan kita harus nunggu lama. Katanya sih bisa setengah jam an gitu proses pembuatan nasi thiwulnya.

Kalau di destinasi2 wisata di Gunungkidul ada yang jual gak ya? Kalau di jalan raya mendekati pantai dan di pantai nya sendiri sih saya gak nemu. Jadi ya gak jaminan di lokasi wisata Gunungkidul ada yang jual nasi thiwul. Terus? Nah, yang banyak jual nasi thiwul ready stock itu di Curug Sri Gethuk. Pilihannya juga macam-macam, ada yg dibikin nashi thiwul goreng juga. Jadi kayak nasi goreng biasa, cuma nasinya berupa thiwul tanpa rasa alias hambar. Lalu dikashi bumbu-bumbu ala nasi goreng. Kalau saya sih dulu ngirit, cuma beli nasi thiwul bungkusan seharga 3rb. Lauk tempe sama sambel ijo. Enak. Meskipun ya emang agak gimana sih kalau kita biasa makan nasi beras padi. Tapi ya itu sensasi tersendiri, lumayan buat refreshing, mulut, biasaya makan nasi beras padi terus nyoba nasi thiwul. Beda tapi tetap enak kok. :)

Usaha dan Do'a

Hakikat do'a adalah meminta. Entah kenapa menurut saya hal terpenting ketika meminta bahwa menunjukkan bahwa kita betul-betul menginginkannya. Kita tunjukkan dengan pemilihan kata dalam doa yang benar-benar menunjukkan bahwa kita sangat mengharapkannya. Seperti diiringi memuji-muji Allah SWT serta meminta ampunan.

Usaha menurut saya juga merupakan pembuktian pada Allah bahwa kita benar-benar menginginkan yang kita minta. Jadi usaha merupakan bagian dari doa. Jika usaha kita kurang ya berarti sebenarnya kita tidak begitu menginginkan apa yang kita minta pada Allah.

Karena meminta maka keputusan tidak ada di tangan kita. Ya, semua yang terjadi di dunia ini tak akan terjadi tanpa kehendak Allah bukan? Dan setiap yang terjadi pada kita pasti ada dampaknya terhadap ciptaan Allah lainnya. Jadi banyak hal yang kita tidak tahu. Sedang Allah tahu semuanya. Jadi apa yang kemudian terjadi pada kita itulah yang terbaik.

Ketika do'a tidak terkabul. Maka evaluasinya adalah, apakah selama ini kita sudah 100% menunjukkan bahwa kita menginginkannya? Susah punya keiinginan yang kuat. Apakah kita sudah rela tidur 8 jam per minggu demi keinginan kita?

Dalam rangka merayu Allah agar mengabulkan keiinginan kita:
Apakah kita sudah bertaubat dari dosa-dosa kita.
Apakah kita sudah shalat hajat tiap hari dengan amat sangat khusyuk setiap harinya?
Apakah kita sudah memperbaiki dan menambah amalan-amalan kita.
Apakah dalam perbuatan sudah benar-benar menunjukkan bahwa kita rela menambah ketaatan dan mengurangi melakukan apa-apa yang dilarang oleh Allah.
Demi menunjukkan bahwa kita benar-benar menginginkan sesuatu.

#akungomongoposih
#buatdirisendiri

Menikah atau Melajang, Mana yang Lebih Baik?

Kalau aku sendiri sih. Ini juga bisa jadi jawaban orang-orang yang suka tanya kapan nikah? Perlu diketahui, dalam Islam, agama yang aku anut...