FeniFine's Motto

"Kesuksesan anda tidak bisa dibandingkan dengan orang lain, melainkan dibandingkan dengan diri anda sebelumnya." ~Jaya Setiabudi

Jumat, 16 Agustus 2013

Pengalaman Berjualan

Saya pertama kali mencoba berjualan itu waktu SD. Ini tidak istimewa loh. Banyak juga yang sudah pernah jualan waktu SD. Anak SD sekarang juga. Anak-anak kecil tetangga saya aja sudah pada jual beli kertas binder. Keponakan saya saat kelas 1 SD juga pernah jualan snack kletikan yang dibungkus kecil-kecil. Laris manis dibeli teman-temannya. Teman kuliah saya juga ada yang jualan waktu dia masih SD, dia jual stiker hiasan kecil-kecil. Laku keras dan untung banyak.

Kalau saya dulu terinspirasi waktu beli buku di Shoping (selatan Pasar Beringharjo Jogja) Ibu saya melakukan transaksi tukar tambah. Jadi Ibu saya bawa buku bekas untuk ditukar tambah dengan buku baru. Di shoping dijual juga banyak buku-buku bekas.

Saya pun mengajak teman saya, Ida, untuk buka lapak di teras rumah saya. Saat bapak saya sedang libur jualan es. Meja yang biasa dipakai bapak menata sirup es orson. Saya dan Ida mencari-cari buku bekas di rumah saya. Kemudian kami tata di meja teras tempat bapak biasa jualan es orson.

Kami tawarkan buku kami ke orang yang lewat depan teras rumah saya. Kadang sambil kami cekikikan. Karena kami ya emang cuma mainan. Buat apa buku pelajaran bekas buat mereka. Meskipun awalnya kami berharap ada yang beli. Tapi ya akhirnya tidak ada. Tapi ya kami hepi hepi aja. Soalnya kami ya tidak serius. Hehe.

Pengalaman jualan yang kedua itu saat saya di tahun-tahun terakhir SD. Kayaknya saat saya kelas 5 & 6 SD. Itu saya ikut-ikutan mbak saya yang pertama. Dia ambil berbagai macam jualan asesoris wanita dari toko kecil di selokan mataram. Sekarang tokonya sudah tidak ada. Karet rambut, bros, jepit rambut, asesoris jilbab, dsb. Saya tawarkan ke teman sebangku saya waktu SD, Eka namanya. Saya juga tawarkan ke teman-teman main saya di rumah. Ke teman-teman kakak saya yang main ke rumah.

Pengalaman jualan ketiga saya saat saya SMP. Sumber dagangan saya sudah beragam. Saya sering kulakan kecil-kecilan di Sunday Morning UGM yang saat itu belum seramai sekarang. Harga-harga asesoris disana banyak yang dibawah harga di toko bahkan dibawah harga di Pasar Beringharjo. Saya juga ikut jualkan jilbab dagangan tetangga saya. Juga ikut jualkan dagangan mbak Emma, dia kost di tempat mbak-mbak pengajar TPA kost. Mbak Emma ini sudah punya dagangan asesoris banyak sekali, banyak mbak-mbak mahasiswa yang juga bantu jualkan. Mbak Emma juga sering ikut pameran Islamic/Book Fair.

Sasaran pasar saya saat itu meluas. Bahkan beberapa ibu guru SMP juga saya tawari. Kost-kost muslimah. Teman-teman SMP sekelas dan beberapa yang tidak sekelas. Titip jualan di koperasi MAN yang berdampingan dengan MTs (SMP saya). Bawa dagangan saat saya menggantikan Mbak Dini (kakak kedua saya) jaga wartel. Saya sering banget gantiin Mbak Dini jaga wartel dulu, saat itu saya SMP mbak saya kuliah.

Pengalaman jualan keempat saya saat saya SMA. Saya ikut jualkan barang dagangan sepupu saya yang sering kulakan di Pasar Beringharjo. Jenis jualan saya bertambah. Dulu saat SMP saya belum jualan sandal sepatu. Karena sandal sepatu termasuk dagangan sepupu saya, saya juga ikut jualkan sandal sepatu. Jika dulu saat SMP sasaran pasar saya dari kalangan guru cuma beberapa. Sekarang saya berani menawarkan ke lebih banyak guru, menawarkan ke ruang guru pun saya sudah berani. Ke Ibu pegawai TU juga, ke Ibu pustakawan, ke Ibu penjaga laboratorium.

Saya juga coba beli snack kiloan, membungkus kecil-kecil, kemudian menjualnya ke teman-teman. Saya juga bantu kakak ipar saya jual hp ceria. Kakak ipar saya waktu itu sempat jadi marketing hp ceria sebentar. Saya tawarkan hp itu ke teman-teman saya, bapak ibu guru dan karyawan juga. Hasilnya Bu Ndari yang jaga laboratorium biologi beli satu. Tapi ya, saya cuma berhasil dapat konsumen satu yang mau beli hp ceria.

Mei 2008 saya malah dapat rejeki menang lomba menulis, dapat hadiah jutaan. Meskipun sebenarnya masih ingin jualan, tapi apa daya, keinginan saya untuk dapat tambahan uang saku tergerus oleh rejeki nomplok, hehe.

Saat kuliah diawal-awal saya sebenarnya ingin berjualan. Tapi saya masih malu. Pada semester berikutnya saya hanya bawa katalog oriflame, sophie martin, dan tullip ware milik kakak-kakak saya. Saya tawarkan ke teman-teman sekelas saya. Ada yang beli, tapi sedikit sekali. Seingat saya hanya 3 orang.

Tahun 2011, FE punya lab wirausaha. Saya coba titip snack kiloan kripik pedas yang saya bungkus kecil-kecil. Saya beri merek juga, namanya “Tombo Ngantuk.” Beberapa saat setelahnya saya tambah variasi snack kiloan yang manis, saya beri nama “Tombo Pedes.” Saat itu juga belum ada yang jual stiker FE. Fakultas baru di kampus saya. Saya buat desain sebisa saya, saya cetak, saya kemas. Saya titip jual di lab wirausaha FE saja, karena saya ditolak saat mau titip di Kopma Univ, saat itu saya belum menjadi anggota Kopma. Stiker tersebut habis dalam jangka waktu berbulan-bulan. Akhirnya saya tidak produksi lagi.

Usaha snack “Tombo Ngantuk” dan “Tombo Pedes” saya sekilas tampak agak bagus dulu. Untuk mengejar hasil yang lebih banyak saya tidak hanya titip di Lab Wirausaha FE. Tapi juga di warung-warung makan, warung kebutuhan sehari-hari, burjo-burjo, sampai di perpus kota juga. Tapi karena kurangnya pencatatan, meskipun tampaknya ada cashflow, ternyata saya rugi. Masalahnya adalah snack mudah melempem. Karena kebanyakan beli toples untuk jaga kerenyahan malah terlalu banyak pengeluaran. Akhirnya saya stop.

Kemudian. Saya coba buka usaha ketik. Cuma berhasil dapat pelanggan satu. Setelah bapak meninggal saya stop jasa ketiknya. Saya coba jualan eskrim, rugi lagi. Jualan kalender, rugi lagi. Sekarang saya mau serius nerusin bisnis pkm saya yang didanai tahun ini. Utk pkm ini saya tidak hanya ingin bisnis karena lomba. Tapi ya beneran bisnis. Diterusin meski pkm selesai. Saya yakin sama masa depan bisnis ini jika diteruskan. Sayang banget kalau bisnis ini tidak diteruskan, soalnya sudah dapat bantuan modal, udah promosi-promosi juga, sudah mendapatkan beberapa pencapaian. Sayang jika berhenti begitu saja. Target saya sebelum lulus (deadline lulus Mei 2014) sudah bisa mendapatkan penghasilan yang bisa memenuhi kebutuhan hidup saya dan Ibu saya. Jadi setelah lulus saya tidak perlu bingung cari kerja.

Berikut quote dari twitter Mbak Merry:
Biasakan untuk selalu menyelesaikan apa yg telah Anda mulai.

Berikut quote dari twitter Pak Jaya:
Bisnis yg bagus itu yg dibuka & ditekuni dg serius. Ditekuni itu dipelajari seluk beluknya, cari celah #BOOMING nya
Banyak orang menyerah sebelum mencapai puncak, kmdn pindah ke lain gunung, mengulangi pola GAGAL yg sama..
Padahal bisa jadi celah suksesnya tinggal beberapa meter tersembunyi dibalik batu rintangan..

Menikah atau Melajang, Mana yang Lebih Baik?

Kalau aku sendiri sih. Ini juga bisa jadi jawaban orang-orang yang suka tanya kapan nikah? Perlu diketahui, dalam Islam, agama yang aku anut...