FeniFine's Motto

"Kesuksesan anda tidak bisa dibandingkan dengan orang lain, melainkan dibandingkan dengan diri anda sebelumnya." ~Jaya Setiabudi

Sabtu, 26 Juni 2021

Menikmati Hidup

Dulu saya berpikir bahwa seseorang itu bisa disebut sukses ketika dia berhasil menjadi orang nomor satu di bidangnya. Namun apakah ada jaminan ketika sudah berhasil menjadi orang nomor satu nanti posisi dia akan aman selamanya tanpa berpusing-pusing ria mempertahankan posisinya? Akhirnya ambisi untuk selalu menjadi orang nomor satu di suatu bidang justru membuat seseorang jadi jauh dari tenang. Malah semakin pusing. Semakin njelimet hidupnya. Semakin banyak ingin itunya.

Coba bandingkan dengan seorang yang bergaji 50rb per hari namun sudah merasa lebih dari cukup dari itu. Sudah membuatnya merasa hidup nyaman karena keinginannya hanya bisa makan berpakaian dan tinggal di tempat yang cukup aman. Hidupnya bisa lebih tenang dan bahagia daripada seseorang yang berambisi untuk selalu menjadi nomor satu.

Menerima Perasaan Negatif maupun Positif yang Muncul dalam Diri

Makna sukses saya akhirnya bergeser. Saat ini, bagi saya, sukses itu adalah kondisi ketika saya mampu menikmati hidup. Menikmati bukan berarti saya merasa sukses ketika hidup saya rasanya selalu manis. Menikmati berarti menerima bahwa kenyataannya hidup itu rasanya ya ada manis, pahit, asam, asin, mau tidak mau ya seperti itu. Sedih, bahagia, kecewa, antusias, marah, tenang, dan lain sebagainya datang silih berganti.

Menikmati hidup itu ketika saya mampu memeluk perasaan-perasaan negatif yang muncul di sisa usia saya. Ketika saya mampu menerima perasaan-perasaan negatif itu sebagai bagian dari diri saya. Lalu membiarkan mampir sejenak dalam hidup saya sambil bilang it's okay not to be okay.

Apakah ketika saya membiarkan perasaan negatif mampir sejenak menjadikan perasaan negatif itu kekal selamanya berada dalam diri saya. Apa yang saya rasakan selama ini adalah saya sering mendapatkan pelangi setelah badai menerjang. Pelangi itu tidak selalu berupa uang, lebih sering berupa pencerahan pencerahan kehidupan, serta semakin kuatnya otot otak dan otot hati. Lebih berharga ketimbang uang. Istilahnya, what doesn't kill you makes you stronger.

Pencerahan kehidupan, semakin kuatnya otot hati, setelah badai menerjang mampu memberikan kebahagiaan pada saya yang rasanya itu euhh.. susah dilukiskan dalam kata-kata. Pencerahan kehidupan, kekuatan otot hati, lebih abadi dalam diri ketimbang rejeki berupa uang yang datang pergi datang pergi harus cari lagi cari lagi datang lagi pergi lagi cari lagi tidak ada habisnya.

Namun memang ada perasaan negatif yang bisa menjadi cukup abadi dalam membebani diri, yaitu rasa marah, dan benci. Penawarnya adalah berusaha untuk lebih memahami kondisi orang yang membuat saya marah serta benci. Manusia adalah manusia bukan makhluk sempurna. Saya sendiri selama ini juga sering bikin orang lain emosi meskipun terkadang tanpa saya sadari.

Menjadi Diri Sendiri

Hidup ini juga terasa lebih nikmat ketika saya menjadi diri sendiri, lebih memahami diri sendiri. Apa yang saya inginkan, apa yang bisa membuat saya bahagia sehingga otomatis kebahagiaan itu tertular keluar. Pengalaman saya, melihat orang bahagia saja bisa bikin hati ikut bahagia. Mungkin karena itu senyum disebut sedekah yang paling mudah.

Terkait menjadi diri sendiri, saya lebih memilih fokus jualan online sambil sedikit-sedikit memperkuat branding bisnis saya semampu saya daripada mendaftar pns atau berkarir sebagai karyawan. Saya memilih jualan online bukan karena seorang penjual online itu lebih baik daripada profesi lainnya. Bukan, namun karena saya senang belajar bisnis dan internet marketing lalu mengaplikasikannya, saya mendapatkan kepuasan dari situ. Bagi saya, semua profesi itu asalkan bermanfaat, mulia, tidak ada yang lebih baik antara satu dengan yang lainnya. Tuhan menciptakan dunia begitu beragam, semua saling melengkapi, menciptakan keindahan.

Target Tidak Harus Tercapai, Tapi Diri Harus Terus Bertumbuh

Target-target bisnis bagi saya hanyalah alat untuk menumbuhkan diri saya. Urusan tercapai atau tidak itu sudah di wilayah takdir Tuhan. Ketika saya sudah berusaha semaksimal semampu saya, maka saat itulah saya sudah bertumbuh. Otot otak otot hati saya sudah menjadi semakin kuat, belum lagi disertai pencerahan-pencerahan kehidupan yang saya dapatkan selama proses menuju target-target yang sudah saya tetapkan sebelumnya.

Visi Bisnis

Dulu saya ingin brand bisnis saya jadi yang paling-paling. Sekarang mau ngebayangin selalu menjaga posisi untuk menjadi yang paling-paling saja sudah bikin pusing. Yasudahlah cukup punya visi brand selalu memperbanyak orang yang berbahagia dan merasakan manfaat dengan adanya brand bisnis saya. Misal karena logonya bagus, bikin orang yang lihat jadi senang. Mitra-mitra bisnis saya senang bekerjasama dengan saya, ketika punya karyawan nanti mereka bahagia bergabung dengan bisnis saya. Konsumen yang bahagia karena puas dengan produk bisnis saya semakin banyak dan banyak.

Last but Not Least

Intinya bagi saya sukses itu ketika saya mampu menikmati pahit manis asam asin kehidupan. Semakin saya mampu menerima apapun takdir Tuhan, semakin saya menikmati kehidupan. Semakin saya tidak menggantungkan kebahagiaan kepada apapun selain kepada Tuhan semakin saya menikmati kehidupan. Meskipun ya level saya sekarang masih belajar berusaha tidak menggantungkan kebahagiaan selain pada diri sendiri, ya tidak apa-apa, sesuai kemampuan. Semoga suatu saat nanti saya bisa totally hanya menggantungkan apapun kepada Tuhan. Sehingga totally percaya bahwa apapun takdir Tuhan adalah kebaikan.

Semakin mengecil angka cukup saya, semakin saya bisa lebih menikmati kehidupan. Sempurna adalah ketika cukup Tuhan bagiku. Namun saya masih jauh, belum sampai pada level itu, sekarang sandang pangan papan terpenuhi saja rasanya masih suka kurang. Belajar sedikit demi sedikit semampunya untuk tidak mudah menaikkan angka cukup, serta lebih mudah menurunkan angka cukup.

Semakin saya mampu memahami, terutama diri sendiri lalu keluarga dan orang-orang yang berinteraksi dengan saya maupun brand bisnis saya, semakin saya merasa lebih menikmati kehidupan. Dari memahami diri sendiri saya mampu menjadi diri sendiri, mampu menemukan kebahagiaan dalam diri. Sehingga bisa menebarkan kebahagiaan dalam diri tersebut kepada siapapun yang berinteraksi dengan saya, baik manusia maupun alam sekitar tanpa perhitungan.

Ketulusan tanpa berharap balasan membuahkan kenikmatan kehidupan. Hidup jadi tidak rumit dan enteng serta berasa lepas, tidak bikin pusing. Itu idealnya, saya sedang belajar semampu saya ke arah sana. Ketika semakin banyak yang merasakan kebahagiaan, kemandirian, serta kebermanfaatan dengan keberadaan diri saya, semakin saya menikmati kehidupan.

Semakin banyak saya menemukan hal-hal sederhana yang mampu memberikan kebahagiaan, semakin saya bisa lebih menikmati kehidupan. Seperti menoleh kebelakang lalu bersyukur sudah berjalan sejauh ini lalu jadi semangat untuk melanjutkan perjalanan lagi. Tidak hanya jauh perjalanan yang sudah ditempuh, namun juga otot otak hati yang semakin kesini semakin kuat, serta pencerahan demi pencerahan yang semakin banyak didapat. Menyadari kemajuan yang selama ini sudah dicapai. Melihat keluarga sehat dan lebih bahagia dibanding sebelumnya. Melihat dan menyadari apa-apa yang selama ini sudah dititipkan Tuhan sehingga bisa dimanfaatkan untuk mencapai tujuan demi tujuan.

Akhir kata, ini makna sukses versi saya. Bagaimana dengan makna sukses versi kamu? Bagikan juga yuk!!

Menikah atau Melajang, Mana yang Lebih Baik?

Kalau aku sendiri sih. Ini juga bisa jadi jawaban orang-orang yang suka tanya kapan nikah? Perlu diketahui, dalam Islam, agama yang aku anut...