FeniFine's Motto

"Kesuksesan anda tidak bisa dibandingkan dengan orang lain, melainkan dibandingkan dengan diri anda sebelumnya." ~Jaya Setiabudi

Selasa, 28 November 2017

Berkah di Sabtu Malam

Pada suatu hari di akhir 2016 ibuku minta aku buat nganterin beliau ke rumah saudaraku di suatu desa di Bantul pada Sabtu sore, lumayan jauh lah dari hiruk pikuk pusat kota. Sebenarnya aku lagi ada tugas dari mentorku yang mana itu tugas paling susah selama mentoring. Dan aku baru selesai gak ada 2% karena ya emang susah banget yang mana harus benar-benar keluar rumah dan butuh keberanian luar biasa. Aku selalu kepikiran buat selesain tugas itu.

Tapi yaudah deh aku tetap iyain permintaan ibuku. Barangkali ada kemudahan habis itu. Sebelum berangkat aku sempat keluar rumah bentar buat progress tugasku. Abis itu cus berangkat ke Bantul. Sampai sana hari belum gelap. Namanya ke rumah saudara kan kayaknya gak mungkin kalau ngobrolnya gak lama.

Aku bukan tipe orang yang suka ngobrol sih. Tapi kan ya mau gak mau kan ya nunggu kan ya. Soalnya selain sama ibuku, aku kesana juga sama bulikku. Bulikku dibonceng adek sepupuku yang bernama Nita. Aku ngebonceng ibukku waktu kesini ya sama nanti pas pulang, ya pastilah gak pakai ditanya, haha.

Daaannn seperti yang sudah ditebak, aku dapat kado spesial dari Allah. Salah satu dari apa yang aku inginkan selama ini yang mana aku kira gak bakal terkabul, terkabul juga. Aku akhrnya bisa lihat kunang-kunang secara langsung tanpa direncanakan sebelumnya!! Just like a suprise!!



Aku sama Nita pun bahagia tak terkira. Orang tua kami asyik ngobrol, aku sama Nita berburu kunang-kunang. Jadi rumah saudaraku ini kan kanan kiri belakang rumahnya sawah. Depan rumahnya jalan kampung di desa yang seingatku di semen apa ya.

Asal tau aja, kunang-kunang disana banyak banget nget nget nget nget!!! Gak bisa dihitung!!! Sampai masuk-masuk teras gitu. Bagus banget sumpah. Sejak pertama tau ada serangga terbang yang bisa memancarkan cahaya bernama kunang-kunang, sejak itu pula aku pengen lihat secara langsung tapi di sekitar rumahku gak ada. Bekas rumah mendiang kakek nenekku se kampung juga sama aku soalnya.

Lalu waktu SMP, waktu ada acara studi tour ke Bandung naik bis, aku duduk di dekat jendela. Berharap bisa melihat kunang-kunang waktu lewat sawah-sawah di malam hari. Dan aku gak lihat. Selanjutnya juga aku gak pernah setiap kali perjalanan keluar kota di malam hari, entah naik travel, bis, maupun kereta.

Rumah kakakku yang sudah berkeluarga juga mepet sawah di daerah Jombor, tepat di depannya ada sawah. Aku sudah sering tidur disana. Tapi tidak pernah lihat kunang-kunang. Aku googling dimana aku bisa lihat kunang-kunang di dekat-dekat Jogja. Aku dapatnya info bahwa kunang-kunang sudah susah dicari, sudah hampir punah, itu dari cerita di sebuah blog. Tidak ada info lain yang mengatakan di sebuah tempat atau di beberapa tempat masih terdapat kunang-kunang yang bisa kita lihat. Setelah itu aku pun sedih, dan menyerah. Mungkin memang aku kurang beruntung untuk bisa lihat kunang-kunang.

Hingga akhirnya di suatu sore di akhir 2016 aku mendapatkan fakta mencengangkan yang mana aku bisa lihat kunang-kunang yang jumlahnya tak terhingga mengerubungi rumah saudaraku di suatu daerah di Bantul. Ini hadiah yang luar bisa dari Allah. Sayangnya hp ku waktu itu gak bisa menangkap foto kunang-kunang dengan cukup jelas. Hp yang sekarang gak tau juga sih bisa nangkap gambar kunang-kunang atau enggak.

Akhirnya aku tangkap satu kunang-kunang buat aku bawa pulang. Pulang-pulang sudah malam, aku lanjutin keluar rumah buat kerjain tugas mentorku yang super duper susah itu. Daaannnn.... meskipun waktunya cuma sedikit karena memang aku membatasi diri untuk hanya keluar sampai jam 9 malam, alias jam 9 harus sudah pulang, tugasku ada progress menjadi 25% dan cara mendapatkan yang 25% ini gak sesulit mendapatkan yang gak sampai 2%. Kuasa Allah, berkah bantuin ibu sepertinya.

Sampai rumah, gak biasanya, aku yang entah sejak kapan lebih nyaman gak matiin lampu, saat itu aku matiin lampu. Biar bisa lihat kunang-kunang yang aku ambil tadi dari rumah saudaraku. Aku taruh kunang-kunang tersebut di atas kasur di sampingku. Senang rasanya bisa tidur ditemani kunang-kunang.

Senin, 27 November 2017

Surga Dunia

Surga dunia buat masing-masing orang bisa berbeda-beda. Begitu pula surga duniaku yang bisa jadi berbeda dengan teman-teman. Surga duniaku itu ya bisa sendirian di kamar tanpa ada orang lain, tanpa ada yang ganggu, tanpa ada yang kepo. Bebas menulis maupun oret-oret baik di atas kertas maupun di blog tanpa ada yang kepo aku nulis/oret2 apa.

Sempurna lagi kalau dari kamar itu kita bisa menyatu dengan alam, bebas buka jendela baik dengan atau tanpa korden dan tidak ada yang lihat. Dunia berasa benar-benar milik sendiri. Bekerja, menulis, maupun oret-oret sambil bebas lihat pepohonan di luar kamar, sambil lihat hujan, sambil lihat bintang di langit sendirian tidak ada yang ganggu, tidak ada orang yang melihat, tidak ada yang lewat. Apalagi sambil makan cemilan kesukaan dengan stok aman dan minum minuman kesukaan dengan stok aman. Surga!!!

Menikah atau Melajang, Mana yang Lebih Baik?

Kalau aku sendiri sih. Ini juga bisa jadi jawaban orang-orang yang suka tanya kapan nikah? Perlu diketahui, dalam Islam, agama yang aku anut...