FeniFine's Motto

"Kesuksesan anda tidak bisa dibandingkan dengan orang lain, melainkan dibandingkan dengan diri anda sebelumnya." ~Jaya Setiabudi

Sabtu, 31 Agustus 2019

Tidak Akan Ada Pernikahan yang 100% Selalu Bahagia

ilustrasi: Free For Commercial Use (FFC)
Adalah too good to be true jika ada pernikahan yang 100% always happily ever after. Terus dipenuhi kebahagiaan nan membuncah mulai dari awal jatuh cinta sampai selamanya~ Sudah sunnatullahnya ya, sudah hukum alam yang namanya hidup itu penuh halang rintang. Kalau enak terus ya namanya bukan hidup, namanya sudah meninggal lalu masuk surga. Kalau sudah divonis Tuhan jadi penghuni surga permanen ya ga mungkin nggak happily ever after. Siapapun berhak jadi penghuni surga mulai dari bayi sampai kakek nenek, mulai dari single sampai yang punya keturunan hingga menjelang kiamat. Bahkan pernikahan tidak menjamin kita masuk surga.

Rumah tangga Rasulullah bukan tanpa masalah. Aisyah RA juga pernah marah. Rasulullah juga manusia. Meskipun begitu, mau bagaimana pun Rasulullah tetaplah manusia paling sempurna dimuka bumi ini. Rasulullah serta beberapa dari sahabatnya telah dijamin masuk surga. Tidak bisa dibandingkan dengan kita. Sehingga ketika ada keluarga yang kita pandang cukup sholeh pakar pernikahan dan sebagainya kok rumah tangganya ada masalah ya wajar saja. Sesempurna apapun keluarga2 yang tampak sempurna di mata kita saat ini tidak ada apa-apanya dibanding kesempurnaan Rasulullah. Mereka belum dijamin masuk surga Rasulullah dijamin masuk surga. Tuhan Maha Tahu atas segalanya.

Secocok apapun jodoh saya nantinya. Saya yakin tidak menjamin pernikahan 100% happily ever after. Pasti ada masalah saya yakin. Nikah dengan manusia terkaya di bumi saat ini pun, tidak menjamin happily ever after. Jeff Bezos salah satu orang yang berulang kali mendapat gelar manusia terkaya di muka bumi pada beberapa periode bahkan rumah tangganya retak. Begitu pula dengan pesohor lain yang bergantian menempati posisi manusia terkaya, rumah tangganya memang utuh. Tapi apakah tidak pernah ada masalah? Pasti ada.

Kamis, 29 Agustus 2019

Terpelatuque

Ingat nasehat jangan reaktif jadilah proaktif? Intinya jangan mudah tersulut emosi. Jangan sumbu pendek. Jangan mudah bereaksi. Yup, setuju. Apalagi di jaman sekarang, banyak yang menginginkan perpecahan dalam Indonesia. Banyak adu domba sana sini. Sehingga kita harus pintar-pintar menahan jari. Jangan enteng untuk mencaci sana sini.

Bonus demografi beberapa tahun yang akan datang bisa membawa Indonesia menjadi negara digdaya. Seperti halnya yang terjadi di Tiongkok ketika mendapat bonus demografi. Bisa melejit terus hingga menggeser AS menjadi negara pengekspor nomor 1 di dunia. Berat ya bahasan paragraf kedua. Bukan ini kok intinya. Cukup baca kalimat pertama di paragraf pertama aja tidak apa-apa. My Finest Reader bisa memahami inti dari postingan ini tanpa harus membaca paragraf ini.
ilustrasi: idntimes.com

Oke nasehat untuk tidak reaktif memang benar. Tapi untuk saya sendiri tidak selamanya menahan diri untuk tidak reaktif itu benar. Dalam konteks tertentu ya. Mari kita menggunakan bahasa slang anak jaman sekarang. Dalam kosa kata slang warga +62, reaktif = terpelatuque alias terpelatuk.

Saya terkadang apa malah sering ya. Rindu terpelatuque. Saya itu pengen banget segera menyelesaikan serial Asmara dan Pernikahan di blog ini. Ingin segera mengungkapkan segera pemikiran saya mengenai Asmara dan Pernikahan sebelum mengikuti berbagai kelas pra nikah.

Saya belum pernah mengikuti kelas pra nikah. Bukan karena menurut saya tidak penting. Saya ingin, tapi ingin menyelesaikan series postingan ungkapan pemikiran saya tentang Asmara dan Pernikahan di blog ini dulu.

Wih, pengen ikut kelas pra nikah. Ngebet pengen selesein postingan tentang Asmara dan Pernikahan, dah mau nikah ya.. dah ngebet nikah yaa... Kalau My Finest Reader baca 4 postingan sebelum ini, My Finest Reader gak bakal bilang gitu sih.

Oke, btw panjang banget ya sapaannya, My Finest Reader alias pembaca Blog My Finest Space. Sudah baca header blog ini kan? Setelah merasa tidak lagi cukup muda, jauh dari kata remaja serta sudah memasuki usia Dewasa Muda. Blog ini tidak lagi saya namai: "Darah Muda Zone" karena kata Bang Haji Rhoma sebagai pencetus frasa Darah Muda: "Darah Muda darahnya para remaja" (you sing you lose XD).

Saya sudah tidak remaja dan tidak merasa pantas lagi menggunkaan "Darah Muda Zone" sebagai nama blog pribadi. Akhirnya saya memilih "My Finest Space" sebagai nama blog ini. Dan sewaktu bikin postingan ini makslenting saya kepikiran buat bikin sapaan spesial untuk pembaca blog ini: My Finest Reader. Merasa kepanjangan akhirnya saya singkat jadi MyFiRe. Yeah you are my fire! Kalau bikin postingan terus ada yang baca ya bikin tambah semangat juga buat posting lagi dan lagi.

Meskipun sebenarnya saya tidak peduli yang baca banyak nggak. Saya ingin nulis ya nulis aja. Ada yang baca atau tidak, tidak peduli. Kalau bisa bermanfaat ya alhamdulillah. Bisa memberi sumbangsih agar dunia ini menjadi semakin baik meskipun sedikit alias sak umprit ya Alhamdulillah. Yang penting jangan sampai membuat dunia menjadi semakin memburuk, yes.

Oke MyFiRe. Sukak banget sumpah sama sapaan ini. Love you MyFiRe!

Lanjut pada bahasan terpelatuque. Semua postingan dalam series Asmara dan Pernikahan, kita singkat aja ASPER, bukan casper apalagi AKPER. Ini bahasan, bukan tempat kuliah, hehe. ASPER. Sip.

ilustrasi: grid.id
Mulai dari postingan berjudul Tabir sampai Jatuh Cinta yang saya posting tadi pagi, semua saya tulis karena terpelatuqe. Pemicu alias pelatuknya apa? Ya apa yang saya alami sehingga mendorong saya untuk segera menulis saat itu juga seperti postingan berjudul Tabir.


Kedua ya bisa dari luar. Contohnya seperti postingan media sosial teman-teman saya. Misal mereka sedang bahas apa, lalu saya terpelatuque untuk mengungkapkan pandangan saya tentang permasalahan tersebut tanpa colek mereka. Sebenarnya sudah lama ada di kepala cuma kok ya gak kunjung mood untuk menuliskan. Baru tergerak untuk menulis setelah terpelatuque. Ya, itulah asal usul saya seringkali rindu terpelatuque. Pengen segera menyelesaikan serial ASPER!!!!

Oh iya, postingan ini juga saya buat karena saya terpelatuque. Btw saya selalu puas dengan postingan saya yang mana hasil dari terpelatuque. Gak pernah nyesel seinget saya. Justru rasanya malah malah saya bisa menulis dengan segenap jiwa raga rasa serta.. logika?

Jatuh Cinta

Jatuh cinta adalah ketika kita tertarik dengan sesuatu. Dalam asmara jatuh cinta berarti kita tertarik dan ingin memiliki seseorang. Jatuh cinta terjadi karena ada satu atau beberapa hal yang menarik dari seseorang yang kita ketahui.

Cinta itu buta. Kenapa? Karena manusia punya banyak sisi. Manusia menyimpan banyak misteri, yang tidak hanya orang lain tidak ketahui, bahkan banyak hal dari diri kita sendiri yang tidak kita ketahui. Misalnya saya sesimpel kita tidak pernah melihat dan memegang organ-organ lunak dibalik kulit kita secara keseluruhan kan. Serem dong kalau bisa. Tentu saja dalam hal ini saya tidak hanya akan berbicara tentang hal-hal fisik tapi juga hal-hal non fisik seperti karakter, preferensi, dll.


Ilustrasi: Behance, Fernando Perottoni
Banyak hal yang tidak diketahui manusia mengenai dirinya sendiri. Apalagi orang lain. Sama keluarga sendiri saja yang sudah hidup bersama belasan tahun, masih banyak misteri yang tidak kita ketahui. Tidak hanya secara fisik, biologis, tapi juga psikologis. Balik lagi ilmu Tuhan dan ilmu manusia tidak bisa dibandingkan. Tuhan mengetahui segala sesuatu hal sekecil apapun mengenai ciptaannya. Sedangkan ciptaannya tidak mengetahui kecuali amat sangat sedikit. Sampai kiamatpun manusia hanya akan tahu amat sangat sedikit dibanding dengan ilmu Tuhan.

Ingat kata mutiara Steve Jobs: "Stay hungry, stay foolish." Untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik kita harus terus belajar. Apapun yang ada dalam semesta, baik hal fisik maupun non fisik tidak akan pernah habis untuk bisa dipelajari. Seberapa kuatpun kita belajar tidak akan pernah mampu menguak seluruh isi alam semesta sedetail-detailnya. Bahkan sampai akhir hayat kita tidak akan pernah bisa memegang seluruh permukaan tulang kita sendiri langsung tanpa perantara. Itu hanya contoh kecil, kalau ditulis semua contohnya bisa-bisa sampai upin ipin SMA juga gak bakal selesai, hehe.

Ya begitulah, indra manusia terbatas. Apalagi ketika jatuh cinta. Ketika mengetahui ada seseorang yang menarik manusia bisa dengan mudah jatuh cinta. Apalagi falling in love at the first sigh. Apasih yang bisa kita ketahui ketika kita  jatuh cinta pada pandangan pertama, melainkan hanya amat sangat sedikit sekali. Tapi banyak yang mengaku mengalami. Baru ketemu pertama langsung ingin memiliki.

Itulah kenapa cinta itu buta. Baru liat amat sangat sedikit sisi dari seseorang langsung yakin dialah orang yang paling tepat untuk menghabiskan waktu bersama selamanya. Langsung ngajak nikah. Wkwkwk. Padahal orang yang jatuh cinta sendiri punya hal-hal yang tidak disukai dan bisa jadi banget hal-hal itu ada pada orang yang dia cintai pada pandangan pertama.

Seseorang yang sudah kenal lama aja, kalau udah nikah bisa banget kok banyak menemukan ketidakcocokan lalu bentrok. Sedetail apapun riset yang dilakukan sebelum menikah juga tidak menjamin tidak akan ada kata cerai. Tapi, jatuh cinta membuat manusia yakin terlalu cepat. Terlalu fokus dengan sisi-sisi yang dia sukai dari orang yang dia cintai. Lalu dengan mudah mengabaikan sisi-sisi lainnya. Tidak mau terlalu berpikir ribet. Padahal pernikahan bukanlah hal yang sepele. Hidup bersama dalam waktu yang lama itu hal yang amat sangat besar, bukan hal recehan. Karena perceraian, meskipun diperbolehkan adalah hal yang dibenci Tuhan, Allah SWT.

Oleh karena itu saya memilih untuk menghindari jatuh cinta, sebisa mungkin menghindari untuk mencintai dan dicintai dalam konteks asmara. Lebih memilih menumbuhkan cinta jika nanti sudah waktunya. Kapan? Ya setelah sah. Sama siapa? ya belum tahu. Saya cukup santai untuk hal itu. Terus dapet jodohnya gimana? Sepertinya bakal saya konsultasikan dengan orang yang saya percaya. Untuk saat ini fokus saya tidak untuk hal itu. Banyak hal yang lebih penting untuk mendapatkan fokus saya dibanding soal jodoh.

Menikah atau Melajang, Mana yang Lebih Baik?

Kalau aku sendiri sih. Ini juga bisa jadi jawaban orang-orang yang suka tanya kapan nikah? Perlu diketahui, dalam Islam, agama yang aku anut...