FeniFine's Motto

"Kesuksesan anda tidak bisa dibandingkan dengan orang lain, melainkan dibandingkan dengan diri anda sebelumnya." ~Jaya Setiabudi

Jumat, 25 Agustus 2017

Iin, is that you?

Jaman saya TK SD, ada banyak anak-anak di sekitar rumah saya. Paling sering saya bermain dengan yang sebaya, meskipun begitu saya juga masih ingat beberapa anak dan wajahnya yang umurnya agak jauh dibawah saya meski jarang bermain bersama. Salah satunya adalah Iin. Seorang gadis kecil yang kalem dan tidak kakean polah. Biasanya kan di antara anak-anak ada yang nakal ada juga yang kalem, nah Iin ini kalem dan tidak nakal. Iin sangat cantik, diantara kami yang paling terkenal dari Iin adalah kecantikannya, dia mirip dengan ibunya.

Sumber gambar: https://www.flickr.com/photos/dickdotcom/30950675994/

Kenangan terakhir saya dimana disitu ada saya dan disitu ada Iin adalah saat saya masih SD. Seingat saya sejak SMP saya belum pernah ketemu lagi dengan Iin kecuali ketemu tapi tidak sadar kalau itu Iin. Saya ingat Iin gara-gara belum lama ini saat di rumah saya mendengar orang yang mengucap kata Iin.

Kenapa tiba-tiba jadi ingat Iin gadis cilik yang cantik itu? Karena di sebuah event yang saya ikuti saya sempat bertemu dengan seorang mahasiswi UGM yang mirip dengan Iin, dia duduk tepat di depan saya. Tapi saya waktu itu saya hanya ingat wajah Iin belum ingat namanya. Sejak saat itu saya sering berpikir keras siapa sih nama bocah cilik yang terkenal paling cantik di antara bocah-bocah lain di sekitar rumah saya waktu saya kecil dulu. Saya ingat wajahnya tapi lupa namanya.

Sampai-sampai pulang dari event tersebut saya tanya ke kakak saya, ingat nama bocah cilik cantik cucu almh. Bu Karti tidak? Tapi kakak saya tidak ingat. Itu loh yang cantik banget, dia tetap tidak ingat, lingkaran permainan kakak saya dan saya berbeda sih karena umur kita juga lumayan jauh jaraknya. Nah almh. Bu Karti ini dulu rumahnya cuma beda satu rumah dengan rumah saya, cukup luas dihuni oleh anak cucunya. Tapi tanah peninggalan almh. Bu Karti sudah lama dijual sehingga anak cucunya sudah lama tidak tinggal lagi disitu.

Setelah sekarang ingat nama si Iin saya pun lupa nama mahasiswi UGM yang dulu pernah mendatangi event yang sama dg saya. Padahal dulu ingat banget siapa namanya dan berusaha keras mengingat siapa nama bocah cilik yang terkenal paling cantik di antara para bocah di sekitar rumah saya. Giliran ingat nama Iin saya lupa nama mahasiswi UGM yang pernah mendatangi event yg sama dengan saya, dan mirip dengan Iin.

Entah kenapa dulu saat berada di event itu, lihat wajah dan tahu namanya kok aku curiga dia bocah cilik cantik yang tinggal di dekat rumahku. Kayaknya di event itu dia dipanggil Intan oleh beberapa orang yang mengenal dia. Intan bukan ya, kayaknya sih Intan. Gara-gara nama, wajah sama perawakannya itulah aku curiga dia bocah cilik cantik nan kalem cucu almh. Bu Karti.

Sejak berada di event itu aku berpikir keras mengingat-ingat si nama si Iin. Apakah dia Iin. Sehingga ketika ingat nama si Iin buatku merupakan kepuasan tersendiri, yeay Allah mengijinkan aku ingat nama si Iin, meskipun terus malah jadi lupa nama dia waktu di event itu. Jadi usaha saya berpikir keras sejak di event tsb sampai akhirnya ingat nama Iin jangan sampai terbuang sia-sia, menguap bagai keringat, hehe. Dan saya pun memutuskan untuk menulis disini biar tidak lupa. Tidak penting banget ya? Masalahnya saya sampai berpikir keras mengingat nama si Iin. Pokoknya jangan sampai lupa lagi! Ini harus diabadikan. Kalau asal catat di evernote atau note-note lainnya ada kemungkin keselip lupa lagi, kalau di blog insyaallah kemungkinan hilangnya kecil. Apalagi ini blog yang paling saya urus, hehe.

Mungkin teman-teman yang baca ini bertanya-tanya kenapa saya tidak langsung mengajak ngobrol mahasiswi UGM yang saya feeling saya bilang dia sepertinya Iin, lebih enak kita sebut sepertinya Iin saja ya, soalnya saya lupa di event itu dia dipanggil siapa sama temannya. Kayaknya Intan tapi saya kok lupa pastinya siapa. Kita sebut saja "Sepertinya Iin" yaa.

Saat itu "Sepertinya Iin" datang telat dan duduk di depan saya, peserta event hanya sedikit duduknya renggang-renggang dan tidak ada yang ngobrol sendiri. Jadi saya tidak bisa ngajak ngobrol "Sepertinya Iin" selama acara. Setelah acara selesai pun "Sepertinya Iin" langsung ngobrol dengan salah satu pengisi acara dan saya keburu ada agenda lain. So, rasa penasaran saya belum terjawab. Semoga di lain waktu saya bisa menemukan Iin yang sekarang sudah dewasa, bukan anak-anak lagi. Apakah Iin itu seorang mahasiswi UGM yang pernah mendatangi event sama dengan saya atau bukan. Sayangnya koleksi foto jadul jaman TK SD saya sepertinya tidak ada yang ada Iinnya, kalau bisa kan bisa saya tag ke IG @generasi90an biar bisa ketemu Iin, hehe.

Cerita seperti ini saja saya ngetiknya bisa panjang lebar ya, haha. Entah kekurangan atau kelebihan. Disyukuri sajalah. Belum tentu semua orang yang kalau disuruh ngetik cerita panjang-panjang bisa. Meskipun intinya hal remeh temeh seperti ini. Hehe. Inti cerita ini itu bisa dibahasakan dengan singkat. Tapi kok saya tidak mantap kalau cuma bilang singkat. Ingin menyampaikan seutuhnya tanpa ada yang kurang, biar tidak menyesal, hehe. Mbulet tidak sih? Muter-muter tidak sih. Mbuhlah yang penting saya ingin menulis ini dan keinginan saya tersebut sudah tertunaikan, hehe. Salam blogging!!! :)


Menikah atau Melajang, Mana yang Lebih Baik?

Kalau aku sendiri sih. Ini juga bisa jadi jawaban orang-orang yang suka tanya kapan nikah? Perlu diketahui, dalam Islam, agama yang aku anut...