Saya tidak tahu saya sebenarnya pantas tidak menulis ini. Mungkin saja kan tahun kemarin saya bisa lolos jadi finalis hanya karena beruntung. Selain itu saya juga masih minim
pengalaman soal LTIM, karena saya baru tahu kalau ada lomba LTIM tahun 2011
kemarin dan tahun kemarin saya hanya mengajukan 1 proposal. Alhamdulillahnya
bisa mendapat nilai tertinggi pararel untuk proposal dan mungkin nilai terendah
untuk laporan, haha. So, untuk masalah pembuatan laporan saya mungkin bukan
narasumber yang tepat tapi kalau untuk pembuatan proposal okelah tidak
apa-apa,, hehe.
Langsung saja ini tips membuat proposal LTIM agar lolos menurut saya :D
1. Cermati
betul format lomba LTIM dan patuhi. Ketika saya di Dikpora, saya melihat ada
proposal yang halaman judulnya tidak sesuai format. Memang aneh halaman judul
yang ada tanda tangan dan pengesahannya, tapi kalau format yang dianjurkan juri
memang seperti itu, ya patuhi saja. Fyi, setiap tahun FT UNY mengadakan hibah
penelitian untuk mahasiswanya dan mengharuskan penggunaan format LITM untuk
setiap proposal yang akan diajukan. Sehingga maklum saja kalau mayoritas
finalis UNY yang kemarin lolos LITM berasal dari FT!!
2. Setelah
mendapatkan ide cek dulu di internet apakah ide tersebut sudah pernah ada atau
belum, apakah benar-benar layak disebut inovasi. Coba cari juga menggunakan
bahasa Inggris siapa tahu ide tersebut sudah diterapkan di luar negri. 3. Setelah
mendapatkan ide perjelas konsep produk yang akan dibuat, bahannya dari apa, dan
penggunaannya seperti apa, dan akan digunakan oleh siapa (target pasar).
4. Perhatikan
apa saja yang dinilai oleh juri, tonjolkan pada proposal bahwa produk kamu
sesuai dengan kriteria juri tersebut. Tunjukkan bahwa produk kamu mengandung
inovasi, dan merupakan solusi baru dari permasalahan yang kamu angkat di latar
belakang. Yakinkan betul bahwa produkmu benar-benar dibutuhkan masyarakat. Pada
bagian analisis pasar bisa kamu bandingkan produkmu dengan produk lama yang
sudah ada sebelumnya. Tunjukkan kelebihan produkmu secara jelas dan meyakinkan. 5. Tunjukkan
juga bahwa kamu benar-benar berniat untuk menjual produk kamu dan terus
meneruskannya karena produkmu dibutuhkan masyarakat dan mempunyai potensi
keuntungan yang cukup besar.
6. Berdo’a.