Cinta itu banyak macamnya salah satunya adalah asmara. Tidak ada gelora asmara yang terus membara abadi tanpa pernah meredup. Asmara itu mudah meredup kapan saja. Jadi asmara tidak tepat dijadikan alasan untuk memilih calon pasangan untuk menikah.
Asmara itu sebaiknya dijadikan lem perekat hubungan antara suami dengan istri, bukan alasan untuk memilih calon suami/istri. Baru berusaha ditumbuhkan secara kontinyu setelah ijab kabul. Bukan tumbuh sebelum ijab kabul. Begitu banyak orang dengan mudahnya jatuh cinta hanya karena rupa, kekayaan, prestasi atau yang lainnya. Begitu menikah timbul berbagai alasan untuk pengen pisah.
Ya, namanya manusia pastilah punya potensi untuk bikin kesel pasangannya. Apalagi hidup serumah, tiap hari ketemu. Perselisihan itu biasa, rasa-rasanya gak betah sama kekurangan pasangan itu biasa. Setiap orang kan punya kekurangan. Ya punya potensi bikin pasangannya bete, kesel, uring-uringan.
Makanya, kalau para da'i bilang, nikah itu, kalau gandengan tangan aja ibadah. Bukannya pengen malah saya berpikir hal itu terjadi karena kenapa? Kalau udah nikah, bisa gandengan aja alhamdulillah. Gak jotakan tiap hari aja alhamdulillah. Ya, namanya manusia, punya potensi bikin kesel pasangannya.
Para da'i bilang, nikah itu dikit-dikit ibadah. Mesra dikit aja udah ibadah. Ya kenapa? Kalau udah berkeluarga, ga mungkin kasmaran setiap saat setiap waktu. Kalau pas hari H pernikahan dan beberapa saat tidak jauh setelahnya ya wajar kalau masih kasmaran lah ya. Kalau beberapa saat jauh setelahnya, saat udah mulai saling kesel, itu hal yang tidak mudah. Makanya sampai dijanjikan pahala sama Allah. Ya, biar asmara itu selalu dijaga oleh sepasang suami istri, karena untuk menjaga itu tidak mudah.
Itu pemikiran saya saja ya, saya sih belum pernah nikah. Pacaran juga belum pernah, gak pengen juga. Bukan sarana yang cukup efektif dan efisien untuk mengenal calon suami/istri. Cara terbaik memilih pasangan menurut saya adalah melalui riset mendalam menggunakan logika tanpa rasa, secara langsung maupun tidak langsung. Disertai dengan bertanya kepada Allah serta mereka, satu, dua atau lebih orang yang kita percaya. Beberapa hal soal pemilihan jodoh ini meskipun belum menyeluruh sudah ada sih di postingan saya berikut ini: Tabir (klik aja disini).
Asmara itu sebaiknya dijadikan lem perekat hubungan antara suami dengan istri, bukan alasan untuk memilih calon suami/istri. Baru berusaha ditumbuhkan secara kontinyu setelah ijab kabul. Bukan tumbuh sebelum ijab kabul. Begitu banyak orang dengan mudahnya jatuh cinta hanya karena rupa, kekayaan, prestasi atau yang lainnya. Begitu menikah timbul berbagai alasan untuk pengen pisah.
Ya, namanya manusia pastilah punya potensi untuk bikin kesel pasangannya. Apalagi hidup serumah, tiap hari ketemu. Perselisihan itu biasa, rasa-rasanya gak betah sama kekurangan pasangan itu biasa. Setiap orang kan punya kekurangan. Ya punya potensi bikin pasangannya bete, kesel, uring-uringan.
Makanya, kalau para da'i bilang, nikah itu, kalau gandengan tangan aja ibadah. Bukannya pengen malah saya berpikir hal itu terjadi karena kenapa? Kalau udah nikah, bisa gandengan aja alhamdulillah. Gak jotakan tiap hari aja alhamdulillah. Ya, namanya manusia, punya potensi bikin kesel pasangannya.
Para da'i bilang, nikah itu dikit-dikit ibadah. Mesra dikit aja udah ibadah. Ya kenapa? Kalau udah berkeluarga, ga mungkin kasmaran setiap saat setiap waktu. Kalau pas hari H pernikahan dan beberapa saat tidak jauh setelahnya ya wajar kalau masih kasmaran lah ya. Kalau beberapa saat jauh setelahnya, saat udah mulai saling kesel, itu hal yang tidak mudah. Makanya sampai dijanjikan pahala sama Allah. Ya, biar asmara itu selalu dijaga oleh sepasang suami istri, karena untuk menjaga itu tidak mudah.
Itu pemikiran saya saja ya, saya sih belum pernah nikah. Pacaran juga belum pernah, gak pengen juga. Bukan sarana yang cukup efektif dan efisien untuk mengenal calon suami/istri. Cara terbaik memilih pasangan menurut saya adalah melalui riset mendalam menggunakan logika tanpa rasa, secara langsung maupun tidak langsung. Disertai dengan bertanya kepada Allah serta mereka, satu, dua atau lebih orang yang kita percaya. Beberapa hal soal pemilihan jodoh ini meskipun belum menyeluruh sudah ada sih di postingan saya berikut ini: Tabir (klik aja disini).