FeniFine's Motto

"Kesuksesan anda tidak bisa dibandingkan dengan orang lain, melainkan dibandingkan dengan diri anda sebelumnya." ~Jaya Setiabudi

Senin, 20 Mei 2019

Asmara dan Pernikahan

Cinta itu banyak macamnya salah satunya adalah asmara. Tidak ada gelora asmara yang terus membara abadi tanpa pernah meredup. Asmara itu mudah meredup kapan saja. Jadi asmara tidak tepat dijadikan alasan untuk memilih calon pasangan untuk menikah.

Asmara itu sebaiknya dijadikan lem perekat hubungan antara suami dengan istri, bukan alasan untuk memilih calon suami/istri. Baru berusaha ditumbuhkan secara kontinyu setelah ijab kabul. Bukan tumbuh sebelum ijab kabul. Begitu banyak orang dengan mudahnya jatuh cinta hanya karena rupa, kekayaan, prestasi atau yang lainnya. Begitu menikah timbul berbagai alasan untuk pengen pisah.

Ya, namanya manusia pastilah punya potensi untuk bikin kesel pasangannya. Apalagi hidup serumah, tiap hari ketemu. Perselisihan itu biasa, rasa-rasanya gak betah sama kekurangan pasangan itu biasa. Setiap orang kan punya kekurangan. Ya punya potensi bikin pasangannya bete, kesel, uring-uringan.

Makanya, kalau para da'i bilang, nikah itu, kalau gandengan tangan aja ibadah. Bukannya pengen malah saya berpikir hal itu terjadi karena kenapa? Kalau udah nikah, bisa gandengan aja alhamdulillah. Gak jotakan tiap hari aja alhamdulillah. Ya, namanya manusia, punya potensi bikin kesel pasangannya.

Para da'i bilang, nikah itu dikit-dikit ibadah. Mesra dikit aja udah ibadah. Ya kenapa? Kalau udah berkeluarga, ga mungkin kasmaran setiap saat setiap waktu. Kalau pas hari H pernikahan dan beberapa saat tidak jauh setelahnya ya wajar kalau masih kasmaran lah ya. Kalau beberapa saat jauh setelahnya, saat udah mulai saling kesel, itu hal yang tidak mudah. Makanya sampai dijanjikan pahala sama Allah. Ya, biar asmara itu selalu dijaga oleh sepasang suami istri, karena untuk menjaga itu tidak mudah.

Itu pemikiran saya saja ya, saya sih belum pernah nikah. Pacaran juga belum pernah, gak pengen juga. Bukan sarana yang cukup efektif dan efisien untuk mengenal calon suami/istri. Cara terbaik memilih pasangan menurut saya adalah melalui riset mendalam menggunakan logika tanpa rasa, secara langsung maupun tidak langsung. Disertai dengan bertanya kepada Allah serta mereka, satu, dua atau lebih orang yang kita percaya. Beberapa hal soal pemilihan jodoh ini meskipun belum menyeluruh sudah ada sih di postingan saya berikut ini: Tabir (klik aja disini).

Sudah Pada Nikah

Saya sekarang ada pada usia dimana menurut orang-orang ya harusnya dah punya anak, tidak hanya menikah. Kenyataannya? Masih single. Begitu pula dengan teman-teman seumuran lainnya. Sudah mulai banyak yang sudah nikah, mulai banyak yang punya anak, tapi ya masih banyak juga sih yang belum menikah.

flickr Phil du Valois
Teman-teman saya yang belum nikah sudah pada mulai galau soal jodoh. Tiap ada kabar teman yang melepas masa lajang pada sedih. Pada pengen juga tapi belum jelas kapannya.

Kalau saya malah sebaliknya. Tiap ada yang nikah. Upload foto keharmonisan, keseruan sama suami/istri ikut bahagia aja gitu. Tiap ada yang mengungkapkan bahagianya punya anak ya ikut bahagia aja gitu.

Karena menurut bayangan saya dan apa yang saya lihat. Nikah itu tidak pernah mudah. Nikah itu tidak 100% indah. Nikah itu banyak susahnya. Indahnya tu cuma dikit. Jadi kalau pada mengabarkan bagaimana bahagianya setelah berkeluarga ya itu adalah hal yang patut diapresiasi. Berarti mereka pandai bersyukur.

Saya percaya kalau mereka bilang lebih bahagia setelah menikah daripada saat single. Iya, tapi apa iya sih gak pernah ada konflik sama pasangan dan atau keluarga pasangan. Masa iya sih hamil, menyusui, merawat bayi hingga kemudian besar itu mudah? Belum lagi mendidiknya.

Sama ibu sendiri yang jelas-jelas menyayangi kita seburuk apapun kita mudah terjadi konflik, perbedaan pendapat. Apalagi sama mereka yang rasa sayangnya tidak sebesar ibu kita. Manusia kan bukan malaikat. Hal wajar ketika suka bikin kita kesel, bete, dsb.

Surga Dunia yang Baru

ilustrasi: istockphoto.com  Weh dah lama gak update disini aku. Update ah. Gara-gara Tiktok sama Podcast aku jadi menemukan cara baru yang k...