FeniFine's Motto

"Kesuksesan anda tidak bisa dibandingkan dengan orang lain, melainkan dibandingkan dengan diri anda sebelumnya." ~Jaya Setiabudi

Rabu, 31 Desember 2008

Flexi Kurang Diminati Pelajar SMA/sederajat Kota Jogja


TELKOM merupakan perusahaan penyelenggara informasi dan telekomunikasi serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap yang terbesar di Indonesia. Produk TELKOM pun bermacam-macam, seperti Flexi, TELKOM SLI, Speddy, dll. Dalam essai ini saya akan membahas salah satu produk unggulan Telkom yang cukup populer, yaitu Flexi. Pada perkembangannya Flexi telah ikut bersaing bersama operator-operator kartu selular lain untuk memperebutkan minat para konsumen. Flexi menawarkan tarif yang cukup murah, Rp 49,00 panggilan per menit, Rp 75,00 per sms untuk sesama operator serta bonus pulsa tiap isi ulang sebanyak 100%. Sayangnya, Flexi tidak menawarkan tarif murah ke operator lain. Kekurangan Flexi yang lain ialah keharusan mengcombo nomor tiap keluar kota dan sinyalnya yang kurang kuat. Beberapa pengguna Flexi di sekitar saya terkadang mengeluhkan telepon terkadang putus-putus, suara tidak jelas, telepon terkadang mati sendiri, dan susah dihubungi.

Di luar kelebihan serta kekurangan Flexi, banyak masyarakat yang menggunakannya baik sebagai satu-satunya nomor yang bisa dihubungi atau menjadi nomor kedua di samping nomor dari handphone GSM yang sudah dimilikinya. Dari banyaknya pengguna Flexi, teman-teman saya sesama pelajar SMA di Jogja sangat jarang yang menggunakan Flexi. Fakta tersebut tidak hanya saya temukan pada teman-teman satu sekolah namun juga teman saya dari sekolah lain karena kebetulan saya aktif dalam organisasi antar SMA di Kota Jogja.

Ketidakpuasan, mendorong saya untuk mencoba menyebar angket ke beberapa pelajar SMA/sederajat di Jogja dengan pertanyaan yang lebih kompleks. Hasil dari angket yang saya sebar membuktikan bahwa Flexi kurang diminati pelajar SMA/sederajat di Kota Jogja. Semua pengisi angket menyatakan bahwa pengguna Flexi di sekolah mereka tidaklah banyak. Sedangkan alasan mereka (pengisi angket) yang tidak menggunakan Flexi bermacam-macam, yang paling banyak ialah karena sedikit dari teman mereka yang menggunakan Flexi dan pulsanya kurang murah, alasan lainnya karena sudah nyaman dengan kartu operator selular selain Flexi, serta malas ganti handphone.

Memperhatikan 2 alasan terbanyak yang dikemukakan pengisi angket, sebenarnya ada hubungan diantara kedua alasan tersebut. Pelajar dapat mengatakan bahwa pulsa Flexi kurang murah dapat disebabkan karena nomor kontak teman-teman mereka bukanlah Flexi, sehingga pulsa yang berlaku tetap standar. Sebenarnya jika dibandingkan operator lain pulsa Flexi dapat dikatakan murah. Tidak ada operator yang menawarkan biaya telepon dibawah Rp 49,00 per menit, mulai menit pertama, kapan saja serta ke telepon rumah sekalipun tarif murah tetap berlaku. Meskipun biaya sms Flexi sebesar Rp 75,00 tidak bisa disebut yang paling murah namun cukup murah jika dibandingkan tarif normal yang biasanya berlaku yaitu, Rp 350,00 per sms. Lagi-lagi, tarif murah tersebut tidak ada artinya jika nomor yang sering dihubungi bukanlah Flexi.

Pelajar SMA/sederajat sebenarnya dapat dijadikan sasaran yang tepat bagi pemasaran produk Flexi. Telepon selular tidak lagi menjadi barang mewah yang hanya dimiliki orang-orang tertentu saja, namun sekarang bagi pelajar benda itu menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi. Mereka tidak dapat selamanya memanfaatkan telepon rumah, karena beban kurikulum mengharuskan beberapa pelajar menambah jam belajar dengan cara mengikuti lembaga bimbingan belajar. Apalagi pelajar yang aktif di organisasi dalam dan luar sekolah, alat komunikasi portable menjadi benda yang wajib dipunyai.

Inilah tantangan bagi Flexi apakah mampu bersaing di antara operator-operator kartu selular lain untuk menguasai pasar pelajar SMA/sederajat Kota Jogja. Apakah Flexi mampu mengganti handphone GSM para pelajar menjadi handphone CDMA dengan kartu selular Flexi. Pada angket yang saya sebarkan ada pelajar yang menganggap Flexi jadul atau kuno, karena yang menggunakannya kebanyakan orang tua hanya sedikit sekali pelajar yang menggunakannya. Oleh karena itu Flexi perlu memberi perhatian lebih pada pelajar. Flexi dapat meluncurkan program-program khusus pelajar sebagai berikut:

Pertama, Flexi dapat meluncurkan program “Pelajar Agen Flexi”. Program ini memanfaatkan semangat untuk mencoba hal-hal baru yang dimiliki para pelajar usia SMA, termasuk mencoba berbisnis. Sistemnya sendiri seperti MLM, bagi pelajar yang mampu mengajak temannya sesama pelajar untuk menjadi pelanggan Flexi ia berhak mendapatkan bonus. Semakin banyak ia berhasil mengajak teman menjadi pelanggan Flexi, semakin banyak serta tinggi pula bonus yang akan diperoleh. Promosi ini dirasa lebih efektif untuk pasar pelajar daripada iklan secara besar-besaran di media elektronik maupun non elektronik. Karena bagi pelajar teman mempunyai pengaruh yang sangat besar. Namun saya juga tidak mengesampingkan fungsi iklan, sehingga program “Pelajar Agen Flexi” jalan, iklan juga jalan.

Dengan ini Flexi sebagai sebuah perusahaan milik bangsa Indonesia sudah membantu berkurangnya pengangguran di masa depan. Hal ini disebabkan karena pelajar sudah melatih jiwa kewirausahaannya sejak dini sehingga mampu menjadi sosok tangguh calon pengusaha sukses Indonesia.

Kedua, program yang saya usulkan yaitu “Tarif Khusus Pelajar Aktivis.” Pemberlakuan tarif khusus sangat berpeluang untuk menarik simpati pelajar, karena selama ini belum ada kartu operator selular yang memberlakukan tarif khusus pelajar. Sistemnya sebagai berikut: organisasi pelajar yang bersangkutan mengajukan permohonan pemberlakuan tarif khusus pengurusnya yang merupakan pelanggan Flexi, Flexi memeberikan batas minimal jumlah pengguna pelanggan Flexi di organisasi tersebut. Sehingga Flexi untung, pelajar senang.

Pengkhususan untuk para pelajar yang aktif di organisasi diharapkan mampu membuka pemikiran pelajar yang hanya memikirkan pelajaran di sekolah tanpa mau peduli dengan lingkungan sekitarnya, sehingga mereka kurang peka dan kreatif. Selain itu, pelajar yang aktif berorganisasi lebih terbiasa menghadapi berbagai macam masalah yang harus diselesaikan, sehingga membantu mereka untuk lebih dewasa dan tidak cengeng. Program ini menawarkan 2 keuntungan sekaligus, yaitu peningkatan mutu SDM Indonesia, serta bertambahnya pelanggan Flexi dari kalangan pelajar.

Ketiga, Flexi hendaknya selalu siap sedia untuk menjadi sponsor kegiatan-kegiatan positif dari, oleh, dan untuk pelajar. Program ini jelas sangat bisa menarik simpati para pelajar aktivis suatu organisasi. Dalam mengadakan kegiatan-kegiatan positif para pelajar aktivis ini seringkali menemui kesulitan dalam mencari sponsor. Apabila Flexi bersedia menjadi perusahaan terdepan yang selalu siap menjadi sponsor bagi kegiatan mereka tentu Flexi dapat mengisi tempat khusus di hati mereka. Penyelenggaraan program ini juga dapat mengurangi kegiatan-kegiatan negatif pelajar, seperti tawuran.

Keempat, program yang dapat diluncurkan Flexi ialah “Open House.” Flexi dapat menyelenggarakan “Open House” untuk lembaga-lembaga pendidikan atau sekolah. Dalam “Open House” ini Flexi dapat menerangkan bagaimana operator melayani pelanggan, serta kerja pabrik pulsa Flexi.

Program ini selain dapat menarik simpati pelajar juga dapat menarik simpati lembaga-lembaga pendidikan. “Open House” Flexi dapat menjawab keingintahuan pelajar yang haus akan informasi iptek.

Kelima, secara berkala (misalnya sebulan sekali, setahun sekali, dst), Flexi dapat menyelenggarakan forum terbuka antara pelajar dan pihak pengelola Flexi. Flexi akan menjawab secara langsung keluhan-keluhan pelajar terhadap pelayanan Flexi. Forum terbuka akan terasa lebih memuaskan karena langsung bertatap muka, tidak sekedar lewat pesan atau telepon.

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa, Flexi sebaiknya memberi perhatian lebih terhadap pelajar, karena selama ini Flexi kurang diminati para pelajar SMA/sederajat Kota Jogja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Surga Dunia yang Baru

ilustrasi: istockphoto.com  Weh dah lama gak update disini aku. Update ah. Gara-gara Tiktok sama Podcast aku jadi menemukan cara baru yang k...