FeniFine's Motto

"Kesuksesan anda tidak bisa dibandingkan dengan orang lain, melainkan dibandingkan dengan diri anda sebelumnya." ~Jaya Setiabudi

Jumat, 20 Juli 2012

“EKBIS DICT!”

“EKBIS DICT” Untuk Indonesia
 
Perkembangan teknologi digital semakin lama semakin pesat. Masyarakat juga semakin dekat dengan teknologi digital. Seiring berjalannya waktu, harga-harga produk hasil teknologi digital cenderung menurun. Sehingga produk-produk teknologi digital mudah masuk ke tengah-tengah masyarakat. Jika dahulu hanya Pak Lurah yang punya ponsel, sekarang tukang becak pun sudah banyak yang punya ponsel.
Sayangnya, kedekatan teknologi digital dengan masyarakat tidak hanya membawa dampak positif. Khususnya bagi para pelajar. Godaan makin melimpahnya games dan produk teknologi digital lain, seringkali membuat pelajar mengurangi waktu belajarnya. Oleh karena itu, produk-produk digital berbau edukasi harus terus diluncurkan. Tidak boleh kalah dengan produk non edukatif dalam mencuri perhatian pelajar. Agar dunia pendidikan tidak ketinggalan jaman, produk-produk edukatif masa kini sebaiknya semakin digitalized. 
Saya ingin mencoba berkontribusi dalam pembuatan produk teknologi digital yang edukatif. Saya bersama dua teman dari Prodi Pendidikan Teknik Informatika (Nafngan Fitriansah dan Fatimah) membuat “EKBIS DICTIONARY”. Sebuah kamus ekonomi bisnis berbahasa Indonesia untuk ponsel android. Mengapa kami memillih android? Pertama karena banyak yang sudah memprediksikan bahwa masa depan android akan cerah[1]. Pangsa pasar android hingga kini terus tumbuh berkali lipat[2]. Sejauh pengetahuan kami, kamus ekonomi bisnis untuk ponsel yang berbahasa Indonesia adanya baru yang berbasis J2ME. Untuk kamus ekonomi bisnis berbasis android yang sudah ada selama ini baru berbahasa Inggris.
Mengapa memilih bidang ekonomi bisnis? Karena Ekonomi dan Bisnis adalah sektor yang sangat penting di suatu negara. Sebelum resmi menjabat sebagai presiden hingga 2014 banyak pakar yang mewanti-wanti SBY agar mengedepankan masalah ekonomi[3]. Selain itu, dalam setiap berita, baik di koran maupun di televisi, pasti bidang ekonomi dan bisnis diberi ruang tersendiri. Namun banyak istilah-istilah di bidang ekonomi dan bisnis yang belum banyak dikenal masyarakat pun mahasiswa Fakultas Ekonomi. Padahal istilah-istilah tersebut seringkali muncul dalam berita-berita ekonomi bisnis di media massa. Sungguh miris, padahal jumlah Fakultas Ekonomi di Indonesia sendiri sangat banyak.
Pembuatan software ini bermaksud agar para mahasiswa FE lebih rajin mengikuti berita-berita ekonomi bisnis terkini di tanah air, tidak hanya rajin membeli gadget-gadget terkini. Sebagai wujud kepedulian mereka terhadap permasalahan-permasalahan ekonomi bisnis dalam negeri. Seringkali mahasiswa malas mengikuti berita-berita ekonomi bisnis karena banyaknya istilah-istilah yang tidak mereka ketahui. Keberadaan software ini diharapkan dapat membantu mereka memahami dan memperkaya kosakata istilah-istilah ekonomi bisnis. Karena di pundak merekalah harapan masyarakat bertumpu agar perekonomian Indonesia bisa terus membaik.
“EKBIS DICTIONARY” ini bisa di download oleh siapa saja secara gratis dan legal di www.kamusekbis.wordpress.com. Selain untuk para mahasiswa FE tentu kamus ini juga bisa bermanfaat untuk para pelaku UMKM untuk membantu menambah wawasan bisnis mereka. Proyek ini baru saja selesai di bulan Juli ini dan sedang dalam proses pembuatan laporan penelitian.


M. Zaenal Abidin. 2012. Pertumbuhan Android Kuasai Pasar Indonesia [Online] 2 Mei. Url: http://www.jengker.com/pertumbuhan-android-kuasai-pasar-indonesia.html
Amir Karimuddin. 2012. IDC: Android Capai Pertumbuhan Smartphone Tertinggi di Indonesia Q4 2011 [Online] 22 Mei. Url: http://dailysocial.net/2012/03/22/idc-android-capai-pertumbuhan-smartphone-tertinggi-di-indonesia-q4-2011/
Iqbal Muhtarom. 2011. Pasar Android di Indonesia Tumbuh Lima Kali Lipat [Online] 13 Desember. Url: http://www.tempo.co/read/news/2011/12/13/072371500/Pasar-Android-di-Indonesia-Tumbuh-Lima-Kali-Lipat
Didik Purwanto. 2011. Android Kuasai Pasar Smartphone Dunia [Online] 17 November. Url:http://tekno.kompas.com/read/2011/11/17/10113850/Android.Kuasai.Pasar.Smartphone.Dunia
Rachmad Yuliadi Nasir. 2009. Tim Ekonomi Pada Kabinet SBY Harus Kredibel. [Online] 16 Oktober. Url: http://politikana.com/baca/2009/10/16/tim-ekonomi-pada-kabinet-sby-harus-kredibel.html.
B Kunto Wibisono. 2009. LSI: Kandidat Capres Harus Kedepankan Masalah Ekonomi, [online] 6 Juni. Url: http://www.antaranews.com/view/?i=1244245330&c=NAS&s=POL.

Minggu, 01 Juli 2012

My Ideals :)

Dulu saya sering berganti cita-cita, pernah ingin jadi penjahit, pernah ingin jadi pembuat majalah, pernah ingin jadi astronot, dan masih banyak lagi. Masuk SMA saya bercita-cita ingin jadi apoteker. Saat naik ke kelas XI pun saya memilih jurusan IPA.

Dulu saya mengincar jurusan S1 Obat Alami Fakultas Farmasi UGM. Sayang, saat saya kelas XII, UGM menghapus Jurusan Obat Alami, jika ingin tetap jadi apoteker saya harus memilih jurusan S1 Farmasi yang terkenal susah dimasuki tersebut. Kakak kelas saya lebih banyak yang diterima di Jurusan Obat Alami dibanding jurusan Farmasi, otomatis hal ini membuat saya ciut dahulu. Karena selama masuk IPA rapor saya tidak pernah mendapat peringkat 10 besar. Bahkan pernah peringkat 10 besar dari bawah. :(

Sempat terpikir ingin masuk jurusan Teknik Kimia atau Teknik Pengolahan Hasil Pangan, tetapi mungkin karena jurusan-jurusan tersebut bukan incaran saya dari awal dan saya sudah terlalu bosan dengan IPA, saya mengurungkan niat saya. Lulus SMA pun saya memilih untuk fokus belajar SNMPTN IPS, bukan IPC. Saya memutuskan untuk memilih jurusan Manajemen.

Saya berpikir saya cocok berkuliah di jurusan Manajemen. Pertama, saya berpikir bahwa dahulu peringkat saya anjlok karena saat SMA saya mengikuti kegiatan organisasi terlalu banyak (4 organisasi, dan memegang peran agak berat di 2 organisasi). Saya kira dalam Jurusan Manajemen akan diajarkan bagaimana mengelola organisasi yang baik. Sehingga apa yang saya pelajari sejalan, jika kelak waktu kuliah saya aktif di beberapa organisasi. Istilahnya bisa 
learning by doing.

Kedua, sejak SD saya suka berjualan kecil-kecilan, berlanjut ke SMP, hingga ke SMA. Saya pernah dimarahi Pak Guru fisika saya karena nilai fisika saya jelek, padahal beliau termasuk sering membeli beberapa dagangan saya. Beliau kurang lebih mengatakan bahwa sebaiknya saya tidak berjualan kalau bisa membuat nilai-nilai saya buruk. Entah kenapa saya dulu senang saja berjualan, tidak begitu memperhitungkan hasilnya. Tentu jika saya belajar kuliah di Jurusan Manajemen kemampuan jualan saya bisa lebih baik.

Ketiga, saat tahu Jurusan Obat Alami ditiadakan di UGM, cita-cita saya mulai condong ke arah ekonomi. Saya ingin mempunyai usaha yang bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kalau sekarang istilahnya Sociopreneurship. Saya ingin kemiskinan segera hengkang dari bumi Indonesia (wuih sok banget haha. diamini aja deh :)).

Saya sempat terpikir juga untuk masuk jurusan Ekonomi Pembangunan di UNAIR agar bisa memajukan perekonomian Indonesia. Tetapi sepertinya jurusan tersebut banyak pelajaran hitung menghitung (trauma hitung menghitung di IPA SMA) dan 
grade-nya termasuk tinggi meskipun tidak setinggi jurusan Manajemen. Akhirnya setelah timbang menimbang, saya mantap memilih jurusan Manajemen karena saya bercita-cita jadi pebisnis serta pelajaran hitung menghitungnya yang tidak begitu banyak.

Kegalauan kembali melanda. Ada beberapa pilihan komposisi pemilihan jurusan untuk SNMPTN. Saya harus memilih 2 jurusan IPS semua. Pilihan A: Manajemen UGM-Manajemen UNY. Pilihan B: Manajemen UGM-Ekonomi UGM. Pilihan C: Manajemen UNY-Jurusan yang sangat aman tetapi tidak saya benci. Karena cari aman saya ambil pilihan C, supaya tidak stress takut tidak diterima, hehe.

Pilihan pertama Manajemen UNY. Untuk pilihan kedua berkisar Sejarah UGM dan Arkeologi UGM. Semuanya berkaitan dengan sejarah karena saya sangat tertarik dengan wisata sejarah. Dua-duanya sama-sama merupakan jurusan di UGM yang termasuk memiliki peminat yang cukup sedikit. Karena kata “sejarah” terdengar lebih membosankan dan kata “arkeologi” terdengar lebih seru, akhirnya untuk pilihan kedua saya jatuhkan pada Jurusan Arkeologi UGM. Alhamdulillah SNMPTN saya lalui dengan lancar. Terutama soal ujian TPA bisa habis saya kerjakan semua, hanya 2 soal yang saya ragu jawabannya.

Pengumuman tiba, dan saya dinyatakan diterima di pilihan pertama. Kemudian saya jalani perkuliahan. Ternyata di manajemen tetap ada akuntansi, hiks. Tidak seperti dulu ketika SMP dan SMA, dari awal masuk kuliah hingga kuliah ditahun kedua saya belum berani berjualan, masih malu, hehe.

Baru di tahun ketiga, saya berani berjualan, tetapi tidak berjualan langsung ke teman-teman dan bapak ibu guru dan karyawan sekolah seperti dulu.
 Ini tidak lain karena keberadaan Lab Wirausaha FE. Meskipun belum mempunyai administrasi sendiri, sejak saya semester 5 FE resmi terpisah dengan FISE. Salah satu terobosan yang dilakukan FE untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan mahasiswa adalah dengan mendirikan lab kewirausahaan. Disana siapa saja boleh menitipkan dagangan. Lab ini bernama EEC Mart.

Saya coba membeli snack kiloan lalu membungkusnya kecil-kecil. Sangat laris di percobaan pertama. Namun tidak begitu dengan hari-hari berikutnya. Jika hanya mengandalkan EEC Mart tentu hasil yang saya dapatkan tidak seberapa. Mulai akhir Bulan Januari 2012 saya coba menitipkan di tempat-tempat lain, seperti warung-warung kelontong, warung-warung makan, dan warung burjo. Dagangan saya cukup laris, meskipun ada juga beberapa yang tidak laku hingga melempem (dagangan saya snack kering).

Kurang lebih 3 bulan usaha berjalan tanpa analisis studi kelayakan bisnis. Secara kontinyu saya hanya mencatat  saya titip dimana, berapa jumlahnya, dan laku berapa. Aliran kas terasa lumayan bagi ukuran saya. Saya kemudian membeli beberapa toples agar snack tidak cepat melempem, 
plastic sealer serta memanfaatkan timbangan digital bekas penelitian saya dan teman-teman. Namun dana untuk membeli aset-aset tersebut tidak semuanya berasal dari hasil bisnis. Karena diakhir tahun 2011 saya mendapat rejeki beasiswa PPA tambahan.

Di bulan Maret saya coba hitung-hitung penentuan harga dan proyeksi keuntungan dengan ilmu yang sudah saya dapatkan di bangku perkuliahan. Saya hitung biaya transportasi dan sebagainya. Ternyata selama ini saya rugi! Meskipun aliran kas ada, dan dagangan terlihat cukup laris. Saya menjadi tidak bersemangat untuk meneruskan bisnis ini lagi. Hingga akhirnya saya putuskan untuk berhenti.

Saya kemudian menjadi tertarik dengan dunia hitung menghitung dalam bisnis, seperti studi kelayakan bisnis. Menghitung BEP, B/C Ratio, PBP, dan sebagainya. Namun bukan berarti saya sudah sangat lancar menghitung NPV dkk loh, hehe (malu). Saya menjadi sadar perhitungan-perhitungan yang dulu diajarkan di Manajemen Keuangan, Akuntansi Manajemen, Manajemen Biaya, dan kini Studi Kelayakan Bisnis (SKB) sangat berguna dalam bisnis, meskipun hanya berskala mikro.

Saya jadi lebih semangat belajar hitung-hitungan yang ada di perkuliahan manajemen. Setelah itu saya beberapa kali mencoba menghitung-hitung SKB dari berbagai bisnis yang kemungkinan mampu saya laksanakan. Meskipun sejak semester 5 kemarin saya sudah mengambil konsentrasi Manajemen Pemasaran, di semester 6 ini saya justru tertarik dengan konsentrasi Manajemen Keuangan. Tetapi saya tidak mungkin pindah karena waktu tidak memungkinkan. Setidaknya saya jadi tertarik untuk membaca-baca lagi mata kuliah yang berhubungan dengan perhitungan bisnis tersebut.

O iya, sekarang saya juga tertarik dengan akuntansi. Karena jika berbisnis saya baru bisa berbisnis kecil-kecilan yang belum memungkinkan untuk membayar karyawan, semuanya harus saya lakukan sendiri dengan bantuan keluarga yang tidak mempunyai latar belakang kuliah di Fakultas Ekonomi, sehingga untuk urusan hitung menghitung bisnis harus saya lakukan sendiri. Saya menjadi merasa bahwa akuntansi itu penting dan menarik Smile. Tentu saya tertarik untuk kembali memperlajari mata kuliah-mata kuliah yang berhubungan dengan akuntansi, yang nilai saya dikisaran huruf B, bahkan ada yang C, dan paling bagus A-, alias tidak ada yang A, hehe.

Ya, mempratekkan ilmu ke dalam dunia nyata ternyata bisa menambah semangat untuk belajar. Terutama di bidang yang sesuai dengan cita-cita kita, apa-apa yang kita butuhkan untuk meraih cita-cita tersebut. Di semester pendek ini saya putuskan untuk tidak ikut KKN. Saya ingin fokus memulai sebuah bisnis di 2 bulan ini. Ingin mempelajari kembali apa yang dulu saya abaikan, hehe. Saya menyesal tidak memulai bisnis sejak diawal kuliah, sehingga dulu saya kurang punya semangat untuk belajar. Learning by doing is fun!

Surga Dunia yang Baru

ilustrasi: istockphoto.com  Weh dah lama gak update disini aku. Update ah. Gara-gara Tiktok sama Podcast aku jadi menemukan cara baru yang k...