FeniFine's Motto

"Kesuksesan anda tidak bisa dibandingkan dengan orang lain, melainkan dibandingkan dengan diri anda sebelumnya." ~Jaya Setiabudi

Minggu, 01 Juli 2012

My Ideals :)

Dulu saya sering berganti cita-cita, pernah ingin jadi penjahit, pernah ingin jadi pembuat majalah, pernah ingin jadi astronot, dan masih banyak lagi. Masuk SMA saya bercita-cita ingin jadi apoteker. Saat naik ke kelas XI pun saya memilih jurusan IPA.

Dulu saya mengincar jurusan S1 Obat Alami Fakultas Farmasi UGM. Sayang, saat saya kelas XII, UGM menghapus Jurusan Obat Alami, jika ingin tetap jadi apoteker saya harus memilih jurusan S1 Farmasi yang terkenal susah dimasuki tersebut. Kakak kelas saya lebih banyak yang diterima di Jurusan Obat Alami dibanding jurusan Farmasi, otomatis hal ini membuat saya ciut dahulu. Karena selama masuk IPA rapor saya tidak pernah mendapat peringkat 10 besar. Bahkan pernah peringkat 10 besar dari bawah. :(

Sempat terpikir ingin masuk jurusan Teknik Kimia atau Teknik Pengolahan Hasil Pangan, tetapi mungkin karena jurusan-jurusan tersebut bukan incaran saya dari awal dan saya sudah terlalu bosan dengan IPA, saya mengurungkan niat saya. Lulus SMA pun saya memilih untuk fokus belajar SNMPTN IPS, bukan IPC. Saya memutuskan untuk memilih jurusan Manajemen.

Saya berpikir saya cocok berkuliah di jurusan Manajemen. Pertama, saya berpikir bahwa dahulu peringkat saya anjlok karena saat SMA saya mengikuti kegiatan organisasi terlalu banyak (4 organisasi, dan memegang peran agak berat di 2 organisasi). Saya kira dalam Jurusan Manajemen akan diajarkan bagaimana mengelola organisasi yang baik. Sehingga apa yang saya pelajari sejalan, jika kelak waktu kuliah saya aktif di beberapa organisasi. Istilahnya bisa 
learning by doing.

Kedua, sejak SD saya suka berjualan kecil-kecilan, berlanjut ke SMP, hingga ke SMA. Saya pernah dimarahi Pak Guru fisika saya karena nilai fisika saya jelek, padahal beliau termasuk sering membeli beberapa dagangan saya. Beliau kurang lebih mengatakan bahwa sebaiknya saya tidak berjualan kalau bisa membuat nilai-nilai saya buruk. Entah kenapa saya dulu senang saja berjualan, tidak begitu memperhitungkan hasilnya. Tentu jika saya belajar kuliah di Jurusan Manajemen kemampuan jualan saya bisa lebih baik.

Ketiga, saat tahu Jurusan Obat Alami ditiadakan di UGM, cita-cita saya mulai condong ke arah ekonomi. Saya ingin mempunyai usaha yang bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kalau sekarang istilahnya Sociopreneurship. Saya ingin kemiskinan segera hengkang dari bumi Indonesia (wuih sok banget haha. diamini aja deh :)).

Saya sempat terpikir juga untuk masuk jurusan Ekonomi Pembangunan di UNAIR agar bisa memajukan perekonomian Indonesia. Tetapi sepertinya jurusan tersebut banyak pelajaran hitung menghitung (trauma hitung menghitung di IPA SMA) dan 
grade-nya termasuk tinggi meskipun tidak setinggi jurusan Manajemen. Akhirnya setelah timbang menimbang, saya mantap memilih jurusan Manajemen karena saya bercita-cita jadi pebisnis serta pelajaran hitung menghitungnya yang tidak begitu banyak.

Kegalauan kembali melanda. Ada beberapa pilihan komposisi pemilihan jurusan untuk SNMPTN. Saya harus memilih 2 jurusan IPS semua. Pilihan A: Manajemen UGM-Manajemen UNY. Pilihan B: Manajemen UGM-Ekonomi UGM. Pilihan C: Manajemen UNY-Jurusan yang sangat aman tetapi tidak saya benci. Karena cari aman saya ambil pilihan C, supaya tidak stress takut tidak diterima, hehe.

Pilihan pertama Manajemen UNY. Untuk pilihan kedua berkisar Sejarah UGM dan Arkeologi UGM. Semuanya berkaitan dengan sejarah karena saya sangat tertarik dengan wisata sejarah. Dua-duanya sama-sama merupakan jurusan di UGM yang termasuk memiliki peminat yang cukup sedikit. Karena kata “sejarah” terdengar lebih membosankan dan kata “arkeologi” terdengar lebih seru, akhirnya untuk pilihan kedua saya jatuhkan pada Jurusan Arkeologi UGM. Alhamdulillah SNMPTN saya lalui dengan lancar. Terutama soal ujian TPA bisa habis saya kerjakan semua, hanya 2 soal yang saya ragu jawabannya.

Pengumuman tiba, dan saya dinyatakan diterima di pilihan pertama. Kemudian saya jalani perkuliahan. Ternyata di manajemen tetap ada akuntansi, hiks. Tidak seperti dulu ketika SMP dan SMA, dari awal masuk kuliah hingga kuliah ditahun kedua saya belum berani berjualan, masih malu, hehe.

Baru di tahun ketiga, saya berani berjualan, tetapi tidak berjualan langsung ke teman-teman dan bapak ibu guru dan karyawan sekolah seperti dulu.
 Ini tidak lain karena keberadaan Lab Wirausaha FE. Meskipun belum mempunyai administrasi sendiri, sejak saya semester 5 FE resmi terpisah dengan FISE. Salah satu terobosan yang dilakukan FE untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan mahasiswa adalah dengan mendirikan lab kewirausahaan. Disana siapa saja boleh menitipkan dagangan. Lab ini bernama EEC Mart.

Saya coba membeli snack kiloan lalu membungkusnya kecil-kecil. Sangat laris di percobaan pertama. Namun tidak begitu dengan hari-hari berikutnya. Jika hanya mengandalkan EEC Mart tentu hasil yang saya dapatkan tidak seberapa. Mulai akhir Bulan Januari 2012 saya coba menitipkan di tempat-tempat lain, seperti warung-warung kelontong, warung-warung makan, dan warung burjo. Dagangan saya cukup laris, meskipun ada juga beberapa yang tidak laku hingga melempem (dagangan saya snack kering).

Kurang lebih 3 bulan usaha berjalan tanpa analisis studi kelayakan bisnis. Secara kontinyu saya hanya mencatat  saya titip dimana, berapa jumlahnya, dan laku berapa. Aliran kas terasa lumayan bagi ukuran saya. Saya kemudian membeli beberapa toples agar snack tidak cepat melempem, 
plastic sealer serta memanfaatkan timbangan digital bekas penelitian saya dan teman-teman. Namun dana untuk membeli aset-aset tersebut tidak semuanya berasal dari hasil bisnis. Karena diakhir tahun 2011 saya mendapat rejeki beasiswa PPA tambahan.

Di bulan Maret saya coba hitung-hitung penentuan harga dan proyeksi keuntungan dengan ilmu yang sudah saya dapatkan di bangku perkuliahan. Saya hitung biaya transportasi dan sebagainya. Ternyata selama ini saya rugi! Meskipun aliran kas ada, dan dagangan terlihat cukup laris. Saya menjadi tidak bersemangat untuk meneruskan bisnis ini lagi. Hingga akhirnya saya putuskan untuk berhenti.

Saya kemudian menjadi tertarik dengan dunia hitung menghitung dalam bisnis, seperti studi kelayakan bisnis. Menghitung BEP, B/C Ratio, PBP, dan sebagainya. Namun bukan berarti saya sudah sangat lancar menghitung NPV dkk loh, hehe (malu). Saya menjadi sadar perhitungan-perhitungan yang dulu diajarkan di Manajemen Keuangan, Akuntansi Manajemen, Manajemen Biaya, dan kini Studi Kelayakan Bisnis (SKB) sangat berguna dalam bisnis, meskipun hanya berskala mikro.

Saya jadi lebih semangat belajar hitung-hitungan yang ada di perkuliahan manajemen. Setelah itu saya beberapa kali mencoba menghitung-hitung SKB dari berbagai bisnis yang kemungkinan mampu saya laksanakan. Meskipun sejak semester 5 kemarin saya sudah mengambil konsentrasi Manajemen Pemasaran, di semester 6 ini saya justru tertarik dengan konsentrasi Manajemen Keuangan. Tetapi saya tidak mungkin pindah karena waktu tidak memungkinkan. Setidaknya saya jadi tertarik untuk membaca-baca lagi mata kuliah yang berhubungan dengan perhitungan bisnis tersebut.

O iya, sekarang saya juga tertarik dengan akuntansi. Karena jika berbisnis saya baru bisa berbisnis kecil-kecilan yang belum memungkinkan untuk membayar karyawan, semuanya harus saya lakukan sendiri dengan bantuan keluarga yang tidak mempunyai latar belakang kuliah di Fakultas Ekonomi, sehingga untuk urusan hitung menghitung bisnis harus saya lakukan sendiri. Saya menjadi merasa bahwa akuntansi itu penting dan menarik Smile. Tentu saya tertarik untuk kembali memperlajari mata kuliah-mata kuliah yang berhubungan dengan akuntansi, yang nilai saya dikisaran huruf B, bahkan ada yang C, dan paling bagus A-, alias tidak ada yang A, hehe.

Ya, mempratekkan ilmu ke dalam dunia nyata ternyata bisa menambah semangat untuk belajar. Terutama di bidang yang sesuai dengan cita-cita kita, apa-apa yang kita butuhkan untuk meraih cita-cita tersebut. Di semester pendek ini saya putuskan untuk tidak ikut KKN. Saya ingin fokus memulai sebuah bisnis di 2 bulan ini. Ingin mempelajari kembali apa yang dulu saya abaikan, hehe. Saya menyesal tidak memulai bisnis sejak diawal kuliah, sehingga dulu saya kurang punya semangat untuk belajar. Learning by doing is fun!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menikah atau Melajang, Mana yang Lebih Baik?

Kalau aku sendiri sih. Ini juga bisa jadi jawaban orang-orang yang suka tanya kapan nikah? Perlu diketahui, dalam Islam, agama yang aku anut...