Judul postingan kali ini terinspirasi dari lagunya Didi Kempot yang reff nya diawali "Ing Pelabuhan" Gara-gara sering tidak sengaja dengar lagu itu, hahaha
Jadi, Sabtu malam tanggal 30 Mei 2015 kemarin aku baru saja sampai di Banyuwangi setelah duduk seharian lamanya di dalam kereta api ekonomi Sri Tanjung. Kebayang capeknya kan, tapi aku tidak akan bahas tentang itu. Perjalanan ini sudah direncanakan jauh berbulan-bulan lamanya sejak awal tahun seingatku, dalam rangka hadir dalam acara ngunduh mantu saudaraku. Karena bertepatan dengan long weekend, rencananya juga mau sekalian nyebrang ke Bali main-main bentar... Tapi rencana tetap rencana, bisa menjadi kenyataan bisa juga hanya tinggal rencana.
Awalnya mau sewa 2 mobil buat ke Bali. Tapi rencana itu dibatalkan! Hmm... sedih jelas. Yaelah sudah capek-capek duduk 13 jam lebih di kereta ekonomi dari Jogja sampai di Banyuwangi tidak jadi main ke Bali. Akhirnya diputuskan yang ke Bali hanya keluarga Mbak Irum + Dea & Yasin + siapa lagi aku kurang tahu waktu itu. Mereka ke Bali dalam rangka menjemput Adib putra Mbak Irum yang besok pagi mendarat di Bali dari Tangerang, sekalian main bentar di Bali tentunya... Pengennnnn :'(
Gagal deh rencana jalan-jalan ke Bali sama ibuku. Mumpung sekalian gitu, jadi biayanya lebih murah, hehe. Meskipun sedih, tapi aku masih berharap bisa ikutan ke Bali. Siapa tahu aja besok pagi aku diajakin ke Bali karena masih ada tempat duduk di mobil #ngarep.com. Pokoknya besok harus bangun pagi-pagi banget sambil setrika baju-baju yang kubawa. Semoga aja ditawarin ikut ke Bali, hahaha
Minggu, 31 Mei 2015, Pagi-pagi buta
Namanya juga tidak di rumah sendiri, ya susah kalau mau tidur nyenyak. Alhamdulillah, meskipun semalaman aku tidur paling akhir diantara yang lain, paginya aku bisa bangun paling awal. Mulai lah aku setrika baju-baju yang aku bawa, sambil berharap nanti aku diajakin ke Bali sama rombongan Mbak Irum. Soalnya kemarin malam aku dengar mereka jam 5 pagi sudah harus siap berangkat. Toh aku tidurnya, setrikanya juga di dekat Dea sama Yasin, kalau mereka mau berangkat aku pasti tahu to, bahahah
Satu demi satu bajuku sudah aku setrika. Ndilalah Lik Inah bangun, lihat aku setrika, trus titip baju satu deh. Ya Allah semoga aku cuma dititipin baju satu aja buat disetrika, jangan sampai aku jadi petugas laundry disini :|. Eh belum habis baju-bajuku disetrika, Mbak Maming (ibunya Dea sama Yasin) nyuruh dua putrinya buat mandi, soalnya mau ke Bali. Ya Tuhan, aku juga pengen mandi, biar kalau diajakin ikut ke Bali juga sudah siap #masihngarep. Tapi bajuku belum selesai aku setrika #huwaaaa
Masih ngantuk, Dea sama Yasin tidak segera masuk-masuk ke kamar mandi. Baju yang harus ke setrika sudah tinggal dikit. Tiba-tiba datang Mas Iyat dari rumah sebelah. Ya, ternyata rombongan yang mau ke Bali terdiri dari: Keluarga Mbak Irum (3 orang + Adib, jadi 4), Keluarga Mas Iyat (2 orang, Mas Iyat + Vira), Dea & Yasin. Kapasitas mobil maksimal 8 orang.
Ternyata Vira, putri Mas Iyat tidak mau diajak ke Bali, akhirnya Mas Iyat tidak jadi ikut ke Bali. So, mobil masih muat untuk 2 orang lagi. Ya, Mas Iyat datang buat menawarkan space 2 orang ke para ibu-ibu yang ada. Karena yang ditawari para ibu-ibu jadi aku ya diam aja sambil menyelesaikan setrikaanku. Padahal dalam hati aku njerit-njerit "Mauuuuuuu...." Tapi ya sekadar jeritan dalam hati, hiks
Entah keberuntungan macam apa ini, tidak ada yang mau gantiin Mas Iyat dan Vira. Sedangkan si Agung, sepupuku yang juga sebelumnya pengen ikutan ke Bali masih mimpi indah. Para ibu-ibu ingin belanja oleh-oleh di Banyuwangi saja. Sampai akhirnya keluarlah hitungan ongkos Mas Iyat. Kalau satu mobil tidak diisi 8 orang, nanti bayarnya jadi lebih mahal, kalau diisi 8 orang kan jadi lebih hemat sesuai perkiraan awal. Mbak Maming pun menyahut, "Ya sudah nanti kita tanggung bersama." Yah rugi dong, ikut bayar ongkos ke Bali tapi tidak ikutan main ke sana. Akhirnya aku langsung bilang, "Aku mau ikut!"
Ya Tuhan, akhirnya tidak sia-sia aku duduk 13 jam lebih di kereta api dari Jogja sampai Banyuwangi, hahaha.. Meskipun sedih juga karena ibuku lebih memilih acara belanja oleh-oleh di Banyuwangi sama bulik-bulikku dibanding ke Bali sama aku, hiks.. + yang gantiin Mas Iyat & Vira cuma aku. Ya gapapa lah dari pada tidak jadi ikut ke Bali kan? :D
Permasalahan pun selesai, tidak ada yang harus ikut nanggung ongkos ke Bali tanpa ikutan main ke Bali + aku jadi ikut ke Bali! Yeay! Habis itu aku langsung mandi, sholat Shubuh, menyiapkan tas yang mau dibawa ke Bali. Tapi... ternyata aku lupa bawa memori card buat kameraku! Lengkaplah sudah, tongsis rusak + bawa kamera, baterai, charger, tapi tidak bawa kartu memori, hiks. Tak apalah masih ada hp dengan mega piksel seadanya + kamera digital punya Dea, hahaha
Pagi itu Desa Tukangkayu Banyuwangi hujan rintik-rintik. Sebelum berangkat kami mampir dulu ke rumah Mbak Yani, tuan rumah yang akan menggelar hajatan ngunduh mantu besok Senin. Setelah pamit ke Mbak Yani, kami pun naik mobil otw ke Bali, hujan masih rintik-rintik. Aku kira Banyuwangi beda dengan Jogja, Mei masih sering hujan. Ternyata tidak, kata Pak Sopir mobil sewaan, kemarin-kemarin Banyuwangi panas, entah kenapa tadi malam dan pagi ini hujan.
Ternyata tidak butuh waktu lama untuk sampai ke Pelabuhan Gilimanuk. Aku yang baru pertama kali lihat pelabuhan langsung hebring. Foto-foto pemandangan sekitar dengan gadget seadanya + kemampuan ala kadarnya. Ya, aku kurang tertarik mendalami fotografi, tapi kalau pergi-pergi aku selalu ingin foto-foto apa yang menarik buatku. Cuma ingin loh ya, kadang ya sekedar ingin saja tidak semua yang ingin aku foto akhirnya aku foto. Apa yang menggerakkan aku buat foto-foto ya biasanya karena ingat blog. Setiap dapat pengalaman apa atau pergi ingin mengumpulkan foto sebanyak-banyaknya dan semua diceritakan di blog, haha. Pada prakteknya, yang di foto cuma sedikit dan tidak kunjung diceritakan di blog ^^v
Tapi, sejak jalan-jalan yang ini aku mau bertekad untuk harus memfoto semua yang ingin aku foto. Tekadku sudah bulat, namun sayangnya tidak didukung dengan kapasitas baterai hp,kamera, & powerbank yang memadai, sehingga kalau tidak penting-penting banget aku tidak bakal foto-foto. Jangan sampai nanti tidak bisa memfoto objek yang paling menarik selama perjalanan gara-gara dikit-dikit foto dikit-dikit foto (wkwkwkwk saktenane podo wae dadi raiso koleksi foto-foto sepuasnya :( )
Yowislah, ini awalnya aku cuma mau upload foto-foto di pelabuhan dan selama di kapal aja. Tapi ya dasarnya aku dikit-dikit ingin cerita di blog, ya seperti inilah jadinya.. Teteeeppppp cerita panjaaannnngggg dan leeebaaaaaarrrrrr hahahah ^^v
Sayangnya aku lupa ngeset kamera ke mode sunrise, jadi hasilnya tidak ada warna oranye-oranyenya. Waktu di Tanah Lot juga sudah mendekati sunset, tapi lagi-lagi aku lupa ngeset kamera, jadi tidak ada warna oranye-oranyenya jugaaa :'(.
Maaf kalau bahasanya agak gimana gitu, soalnya baru belajar membiasakan diri blogging menggunakan bahasa yang baku. :')
Jadi, Sabtu malam tanggal 30 Mei 2015 kemarin aku baru saja sampai di Banyuwangi setelah duduk seharian lamanya di dalam kereta api ekonomi Sri Tanjung. Kebayang capeknya kan, tapi aku tidak akan bahas tentang itu. Perjalanan ini sudah direncanakan jauh berbulan-bulan lamanya sejak awal tahun seingatku, dalam rangka hadir dalam acara ngunduh mantu saudaraku. Karena bertepatan dengan long weekend, rencananya juga mau sekalian nyebrang ke Bali main-main bentar... Tapi rencana tetap rencana, bisa menjadi kenyataan bisa juga hanya tinggal rencana.
Awalnya mau sewa 2 mobil buat ke Bali. Tapi rencana itu dibatalkan! Hmm... sedih jelas. Yaelah sudah capek-capek duduk 13 jam lebih di kereta ekonomi dari Jogja sampai di Banyuwangi tidak jadi main ke Bali. Akhirnya diputuskan yang ke Bali hanya keluarga Mbak Irum + Dea & Yasin + siapa lagi aku kurang tahu waktu itu. Mereka ke Bali dalam rangka menjemput Adib putra Mbak Irum yang besok pagi mendarat di Bali dari Tangerang, sekalian main bentar di Bali tentunya... Pengennnnn :'(
Gagal deh rencana jalan-jalan ke Bali sama ibuku. Mumpung sekalian gitu, jadi biayanya lebih murah, hehe. Meskipun sedih, tapi aku masih berharap bisa ikutan ke Bali. Siapa tahu aja besok pagi aku diajakin ke Bali karena masih ada tempat duduk di mobil #ngarep.com. Pokoknya besok harus bangun pagi-pagi banget sambil setrika baju-baju yang kubawa. Semoga aja ditawarin ikut ke Bali, hahaha
Minggu, 31 Mei 2015, Pagi-pagi buta
Namanya juga tidak di rumah sendiri, ya susah kalau mau tidur nyenyak. Alhamdulillah, meskipun semalaman aku tidur paling akhir diantara yang lain, paginya aku bisa bangun paling awal. Mulai lah aku setrika baju-baju yang aku bawa, sambil berharap nanti aku diajakin ke Bali sama rombongan Mbak Irum. Soalnya kemarin malam aku dengar mereka jam 5 pagi sudah harus siap berangkat. Toh aku tidurnya, setrikanya juga di dekat Dea sama Yasin, kalau mereka mau berangkat aku pasti tahu to, bahahah
Satu demi satu bajuku sudah aku setrika. Ndilalah Lik Inah bangun, lihat aku setrika, trus titip baju satu deh. Ya Allah semoga aku cuma dititipin baju satu aja buat disetrika, jangan sampai aku jadi petugas laundry disini :|. Eh belum habis baju-bajuku disetrika, Mbak Maming (ibunya Dea sama Yasin) nyuruh dua putrinya buat mandi, soalnya mau ke Bali. Ya Tuhan, aku juga pengen mandi, biar kalau diajakin ikut ke Bali juga sudah siap #masihngarep. Tapi bajuku belum selesai aku setrika #huwaaaa
Masih ngantuk, Dea sama Yasin tidak segera masuk-masuk ke kamar mandi. Baju yang harus ke setrika sudah tinggal dikit. Tiba-tiba datang Mas Iyat dari rumah sebelah. Ya, ternyata rombongan yang mau ke Bali terdiri dari: Keluarga Mbak Irum (3 orang + Adib, jadi 4), Keluarga Mas Iyat (2 orang, Mas Iyat + Vira), Dea & Yasin. Kapasitas mobil maksimal 8 orang.
Ternyata Vira, putri Mas Iyat tidak mau diajak ke Bali, akhirnya Mas Iyat tidak jadi ikut ke Bali. So, mobil masih muat untuk 2 orang lagi. Ya, Mas Iyat datang buat menawarkan space 2 orang ke para ibu-ibu yang ada. Karena yang ditawari para ibu-ibu jadi aku ya diam aja sambil menyelesaikan setrikaanku. Padahal dalam hati aku njerit-njerit "Mauuuuuuu...." Tapi ya sekadar jeritan dalam hati, hiks
Entah keberuntungan macam apa ini, tidak ada yang mau gantiin Mas Iyat dan Vira. Sedangkan si Agung, sepupuku yang juga sebelumnya pengen ikutan ke Bali masih mimpi indah. Para ibu-ibu ingin belanja oleh-oleh di Banyuwangi saja. Sampai akhirnya keluarlah hitungan ongkos Mas Iyat. Kalau satu mobil tidak diisi 8 orang, nanti bayarnya jadi lebih mahal, kalau diisi 8 orang kan jadi lebih hemat sesuai perkiraan awal. Mbak Maming pun menyahut, "Ya sudah nanti kita tanggung bersama." Yah rugi dong, ikut bayar ongkos ke Bali tapi tidak ikutan main ke sana. Akhirnya aku langsung bilang, "Aku mau ikut!"
Ya Tuhan, akhirnya tidak sia-sia aku duduk 13 jam lebih di kereta api dari Jogja sampai Banyuwangi, hahaha.. Meskipun sedih juga karena ibuku lebih memilih acara belanja oleh-oleh di Banyuwangi sama bulik-bulikku dibanding ke Bali sama aku, hiks.. + yang gantiin Mas Iyat & Vira cuma aku. Ya gapapa lah dari pada tidak jadi ikut ke Bali kan? :D
Permasalahan pun selesai, tidak ada yang harus ikut nanggung ongkos ke Bali tanpa ikutan main ke Bali + aku jadi ikut ke Bali! Yeay! Habis itu aku langsung mandi, sholat Shubuh, menyiapkan tas yang mau dibawa ke Bali. Tapi... ternyata aku lupa bawa memori card buat kameraku! Lengkaplah sudah, tongsis rusak + bawa kamera, baterai, charger, tapi tidak bawa kartu memori, hiks. Tak apalah masih ada hp dengan mega piksel seadanya + kamera digital punya Dea, hahaha
Pagi itu Desa Tukangkayu Banyuwangi hujan rintik-rintik. Sebelum berangkat kami mampir dulu ke rumah Mbak Yani, tuan rumah yang akan menggelar hajatan ngunduh mantu besok Senin. Setelah pamit ke Mbak Yani, kami pun naik mobil otw ke Bali, hujan masih rintik-rintik. Aku kira Banyuwangi beda dengan Jogja, Mei masih sering hujan. Ternyata tidak, kata Pak Sopir mobil sewaan, kemarin-kemarin Banyuwangi panas, entah kenapa tadi malam dan pagi ini hujan.
Ternyata tidak butuh waktu lama untuk sampai ke Pelabuhan Gilimanuk. Aku yang baru pertama kali lihat pelabuhan langsung hebring. Foto-foto pemandangan sekitar dengan gadget seadanya + kemampuan ala kadarnya. Ya, aku kurang tertarik mendalami fotografi, tapi kalau pergi-pergi aku selalu ingin foto-foto apa yang menarik buatku. Cuma ingin loh ya, kadang ya sekedar ingin saja tidak semua yang ingin aku foto akhirnya aku foto. Apa yang menggerakkan aku buat foto-foto ya biasanya karena ingat blog. Setiap dapat pengalaman apa atau pergi ingin mengumpulkan foto sebanyak-banyaknya dan semua diceritakan di blog, haha. Pada prakteknya, yang di foto cuma sedikit dan tidak kunjung diceritakan di blog ^^v
Tapi, sejak jalan-jalan yang ini aku mau bertekad untuk harus memfoto semua yang ingin aku foto. Tekadku sudah bulat, namun sayangnya tidak didukung dengan kapasitas baterai hp,kamera, & powerbank yang memadai, sehingga kalau tidak penting-penting banget aku tidak bakal foto-foto. Jangan sampai nanti tidak bisa memfoto objek yang paling menarik selama perjalanan gara-gara dikit-dikit foto dikit-dikit foto (wkwkwkwk saktenane podo wae dadi raiso koleksi foto-foto sepuasnya :( )
Yowislah, ini awalnya aku cuma mau upload foto-foto di pelabuhan dan selama di kapal aja. Tapi ya dasarnya aku dikit-dikit ingin cerita di blog, ya seperti inilah jadinya.. Teteeeppppp cerita panjaaannnngggg dan leeebaaaaaarrrrrr hahahah ^^v
by Dea |
Sandal jepit swallow yg selalu menemani sepanjang perjalanan |
Sayangnya aku lupa ngeset kamera ke mode sunrise, jadi hasilnya tidak ada warna oranye-oranyenya. Waktu di Tanah Lot juga sudah mendekati sunset, tapi lagi-lagi aku lupa ngeset kamera, jadi tidak ada warna oranye-oranyenya jugaaa :'(.
Maaf kalau bahasanya agak gimana gitu, soalnya baru belajar membiasakan diri blogging menggunakan bahasa yang baku. :')
Tidak ada komentar:
Posting Komentar