Usiaku adalah usia dimana bisa bikin orang gatel untuk tanya "Kapan Nikah?" "Tipemu yang kayak gimana sih?" Tapi jarang banget kok yang tanya gitu. Lah calonnya aja belum ada xD. Alhamdulillah ya, pada pengertian. Tapi aku orangnya males kalau ada yang nawarin buat cariin jodoh sih. Kek apa aja gitu rasanya, hehe. Gak suka dijodoh-jodohin toh aku juga santai anaknya. Banyak yang butuh fokusku diluar soal jodoh yang butuh lebih diutamakan untuk dijadiin fokus terlebih dahulu. Masalah jodoh mah masalah kesekian.
Kamu jelek kali jadi gak ada yang ngedeketin. Iya aku memang gak memenuhi standar kecantikan orang-orang. Dan itu gak masalah. Lebih baik ngikuti kata hati sendiri daripada ngikuti kata orang. Mau pilih penampilan kayak apa punya wajah kayak apa suka-suka aku yang penting aku nyaman aku senang aku puas, gak ngerugiin orang lain, aku memutuskan karena diri sendiri bukan karena orang lain. Aku emang gak pernah dideketin orang tapi ya aku malah seneng. Memang itu yang aku mau sih gak pengen di deketin dalam rangka pencarian jodoh. Tapi tetep open for every one buat sekadar berteman asal cocok dan berfaedah. Pengen objektif, lebih memilih pakai logika, kata hati dan petunjuk dari Allah daripada pakai perasaan.
Ya begitulah, usialah yang kemudian membuatku berpikir jodoh yang tak pengenin yang seperti apa sih. Jadi kepikiran, bukan berarti cari yang sempurna tapi lebih cari yang pas, akunya aja banyak kurangnya. Akunya aja cuma begini adanya.
Cuma pengen pamer aja astaghfirullah, kok malah pamer, hehe. Ya cuma sekedar pamer wangsit dari Allah tentang bagaimana jodoh yang aku inginkan. Imajinasi dulu. Bukan berarti 100% harus terpenuhi sih. Ada yang menurutku wajib banget ada di dalam diri jodohku nanti, ada yang gak mutlak harus ada. Namanya manusia, masing-masing unik, tidak ada yang sempurna. Yang penting nanti kalau udah fix milih terus ditakdirkan jadi jodoh ya harus setia. Mau gimanapun keadaannya, sebisa mungkin hubungan dijaga. Saling menjaga. Kecuali ada satu dan lain hal yang bikin harus terpaksa pisah, tapi ya amit2 naudzubillah jangan sampai.
Finansial
Aku bakal lebih melihat kemampuan seseorang dalam menghasilkan uang daripada uang yang dimiliki sekarang. Bisa jadi yang sekarang milyader tahun depan kekayaannya minus, bisa jadi yang sekarang jutawan aja enggak tahun depan jadi milyader. Jadi lebih melihat potensi seseorang daripada apa yang dimiliki sekarang. Tahan banting gak. Pemalas gak. Pinter bikin cari uang gak. Lebih ke kepiawaian cari uang dalam segala keadaan anti gengsi2 club.
Gak malu ngasong kalo memang keadaan mengharuskan ngasong. Gak malu keliatan miskin kalo memang keadaan memaksa seperti itu. Gengsi tidak membuat kaya tapi justru tersiksa. Anti yang suka pamer-pamer, hedon, yang gak suka keliatan kaya aja. Tiap hari kaosan sama sandal jepitan. Gak haus pujian "sukses" dari orang-orang. Suka yang diem-diem pinter ngasilin banyak uang tanpa perlu koar-koar. Kayak Abdurrahman bin Auf. Selalu memiskinkan diri tapi selalu auto kaya, karena memang orangnya pinter cari uang ya mau gimana lagi.
Karakter
Aku suka banget sama orang yang pintar membawa diri, mudah membaur dilingkungan apa aja, cepet nyaman dan cepet bikin lingkungan yang dimasukinnya nyaman sama dia. Tapi gak ganjen. Banyak kan ya orang yang grapyak tapi ganjen suka baperin cewek2, that's a big NO.
Aku kan anaknya susah gitu nyaman dan bikin orang nyaman. Jadi sering merasa bersalah. Pengen berbaur tapi masih harus belajar banyak buat lebih luwes. Jadi jarang berbaur akunya. Pengen punya jodoh yang bisa bikin aku mudah berbaur dimana aja tanpa tergantung sama dia. Jadi bisa ngajarin aku buat jadi luwes kayak dia. Diawal ya bolehlah ditemenin, lama-lama jadi gak harus selalu ditemenin. Kalau harus berbaur sendiri tetap bisa.
Jodohku nanti juga harus banget paham dan sudah terbiasa menerapkan prinsip antarodhi. Jadi nggak fanatik gitu orangnya. Gak gampang judge orang. Lebih suka nambah saudara daripada nambah musuh. Gak sombong. Lebih mementingkan impact dirinya di atas bumi daripada imej dia. Ojo dumeh. Tenggang rasa. Gak suka memaksa. Paham bahwa hidayah itu di tangan Tuhan. Kita hanya bisa berusaha dengan cara secantik mungkin. Harus juga punya eager untuk ikut serta dalam usaha membuat dunia ini menjadi lebih baik.
Open mind menganggap wanita itu juga punya otak. Laki-laki memang pemimpin rumah tangga, tapi gak bisa juga bilang wanita waton manut wae. Paham banget sampai ke relung hati bahwa wanita itu punya otak, rasa dan hati. Otak, rasa, dan hati wanita tidak bisa diabaikan begitu saja. Paham juga bahwa dirinya hanya manusia, makhluk ciptaan Tuhan. Jadi selalu membuka diri untuk belajar dan belajar. Terbuka untuk saling bertukar pikiran serta perasaan dengan wanitanya.
Nyambung. Repot juga kan kalau ngobrol seringnya gak nyambung. Bisa emosi tiap hari aku nanti.
Blak-blakan. Komunikasi lancar. Kalo pengen aku kayak gimana ya ngomong aja. Gausah kebanyakan kode-kodean gak jelas. Terbuka juga untuk dapet saran dan kritik dari aku. Jadi jadi lebih baik bareng-bareng. Sama-sama selalu berusaha bikin nyaman satu sama lain. Pasti kan kedepannya ada hal-hal yang gak disuka. Ada hal-hal yang disuka. Ya bilang aja, aku prefer kayak gini, kurang suka yang kayak gitu. Santai terbuka tanpa emosi. Tidak lupa terbiasa selalu mengonfirmasi perasaan satu sama lain. Jangan ada yang dipendem. Biar gak meledak jadi bom atom, bisa hancur mendadak. Naudzubillah.
Bergaya hidup sehat. Kuat olahraga, bisa beladiri. Juga suka makanan sehat tapi tetap antarodhi. Aku kan kalau soal makanan lebih ke impulsif gitu hehe.
Cocok. Maksudnya ya memang yang dicari ya manusia kayak aku. Setidaknya bisa menoleransi hal-hal nggak banget yang ada di aku. Bersabar dengan prosesku memperbaiki diri. Bisa menerima hal-hal nggak banget di aku yang bisa jadi sampai akhir hayat ga bisa dihilangkan. Aku manusia yang punya spirit menjadi lebih baik kok. Ada gak sih, haha. Tapi aku bukan tipe orang yang, yang penting dapet jodoh daripada enggak.
Berkeluarga itu bisa bikin kita lebih bahagia atau lebih menderita dari jaman pas masih sendiri. Lebih rawan menderita malah. Jadi kecocokan itu wajib hukumnya. Meskipun gak harus 100% cocoknya. Toleransi dan kompromi bolehlah. Ya namanya manusia, belum tentu apa yang semua yang kita inginkan itu 100% baik untuk kita juga. Allah yang maha tahu, manusia hanya sedikit tahu.
Cocok juga termasuk cocok sama rencana-rencana hidupku ke depan. Aku juga bakal terbuka untuk toleransi dan kompromi. Hanya jelas cara mendidik anak, keuangan, dll dll harus selesai sebelum fix memutuskan untuk berkeluarga. Hal-hal sensitif yang mana rawan menjadi sumber kehancuran bahtera harus diselesaikan diawal sebelum memulai semuanya.
Penampilan
Aku kurang suka sama cowok yang suka pakai kemeja, jas, sama celana bapak2 (yang banyak benik-nya udah gitu ukurannya segede gaban semua). Lebih suka cowok yang kaosan tanpa kerah (bukan kaos bola) dan pakai celana santai. Menurutku cowok itu lebih ganteng kalau tampil casual, kurang ganteng kalau pakai jaket kulit sama cardigan. Kalau outer menurutku cowok lebih ganteng kalo pakai outer selain cardigan, jaket kulit, sama rompi, intinya prefer yang casual, hehe.
Tampang
Bebas sih yang penting agak terawat tapi nggak maho. Kan ada ya, yang kinclong banget tapi kelihatan banget juga maho-nya. Sekali lihat langsung nyesel berasa abis liat penampakan. Kayak wagu gitu kan. Skinkeran dikit tapi tetep lakik. Kayak abimana aryasatya gitu sorot wajahnya lakik gitu tapi tetap bersahabat, gak sombong. Gak terlalu kalem dan manis. Tapi selalu berusaha mempraktekan prinsip antarodhi. Brewokan gpp. Gak harus ganteng, apalagi seganteng abimana, orang akunya aja muka pas2an wkwkwk.
Diluar itu semua jelas 100% lawan jenis, Islam luar dalam, punya kredibilitas, berilmu, punya networking luas berkualitas (atau setidaknya punya potensi untuk punya jaringan luas berkualitas), itu dulu sih. Belum tau kalau nanti atau besok-besok ada perubahan. Ya namanya manusia, kemampuannya serba terbatas. Siapa tahu besok-besok dapat wangsit baru dari Allah SWT siapa yang tahu. Terpenting, besok kalau sudah memutuskan ya jangan enteng bilang pisah, sebisa mungkin jangan pisah. Jangan sampai pisah, aaamiiiiinnnnn.
Kamu jelek kali jadi gak ada yang ngedeketin. Iya aku memang gak memenuhi standar kecantikan orang-orang. Dan itu gak masalah. Lebih baik ngikuti kata hati sendiri daripada ngikuti kata orang. Mau pilih penampilan kayak apa punya wajah kayak apa suka-suka aku yang penting aku nyaman aku senang aku puas, gak ngerugiin orang lain, aku memutuskan karena diri sendiri bukan karena orang lain. Aku emang gak pernah dideketin orang tapi ya aku malah seneng. Memang itu yang aku mau sih gak pengen di deketin dalam rangka pencarian jodoh. Tapi tetep open for every one buat sekadar berteman asal cocok dan berfaedah. Pengen objektif, lebih memilih pakai logika, kata hati dan petunjuk dari Allah daripada pakai perasaan.
Ya begitulah, usialah yang kemudian membuatku berpikir jodoh yang tak pengenin yang seperti apa sih. Jadi kepikiran, bukan berarti cari yang sempurna tapi lebih cari yang pas, akunya aja banyak kurangnya. Akunya aja cuma begini adanya.
Cuma pengen pamer aja astaghfirullah, kok malah pamer, hehe. Ya cuma sekedar pamer wangsit dari Allah tentang bagaimana jodoh yang aku inginkan. Imajinasi dulu. Bukan berarti 100% harus terpenuhi sih. Ada yang menurutku wajib banget ada di dalam diri jodohku nanti, ada yang gak mutlak harus ada. Namanya manusia, masing-masing unik, tidak ada yang sempurna. Yang penting nanti kalau udah fix milih terus ditakdirkan jadi jodoh ya harus setia. Mau gimanapun keadaannya, sebisa mungkin hubungan dijaga. Saling menjaga. Kecuali ada satu dan lain hal yang bikin harus terpaksa pisah, tapi ya amit2 naudzubillah jangan sampai.
Finansial
Aku bakal lebih melihat kemampuan seseorang dalam menghasilkan uang daripada uang yang dimiliki sekarang. Bisa jadi yang sekarang milyader tahun depan kekayaannya minus, bisa jadi yang sekarang jutawan aja enggak tahun depan jadi milyader. Jadi lebih melihat potensi seseorang daripada apa yang dimiliki sekarang. Tahan banting gak. Pemalas gak. Pinter bikin cari uang gak. Lebih ke kepiawaian cari uang dalam segala keadaan anti gengsi2 club.
Gak malu ngasong kalo memang keadaan mengharuskan ngasong. Gak malu keliatan miskin kalo memang keadaan memaksa seperti itu. Gengsi tidak membuat kaya tapi justru tersiksa. Anti yang suka pamer-pamer, hedon, yang gak suka keliatan kaya aja. Tiap hari kaosan sama sandal jepitan. Gak haus pujian "sukses" dari orang-orang. Suka yang diem-diem pinter ngasilin banyak uang tanpa perlu koar-koar. Kayak Abdurrahman bin Auf. Selalu memiskinkan diri tapi selalu auto kaya, karena memang orangnya pinter cari uang ya mau gimana lagi.
Karakter
Aku suka banget sama orang yang pintar membawa diri, mudah membaur dilingkungan apa aja, cepet nyaman dan cepet bikin lingkungan yang dimasukinnya nyaman sama dia. Tapi gak ganjen. Banyak kan ya orang yang grapyak tapi ganjen suka baperin cewek2, that's a big NO.
Aku kan anaknya susah gitu nyaman dan bikin orang nyaman. Jadi sering merasa bersalah. Pengen berbaur tapi masih harus belajar banyak buat lebih luwes. Jadi jarang berbaur akunya. Pengen punya jodoh yang bisa bikin aku mudah berbaur dimana aja tanpa tergantung sama dia. Jadi bisa ngajarin aku buat jadi luwes kayak dia. Diawal ya bolehlah ditemenin, lama-lama jadi gak harus selalu ditemenin. Kalau harus berbaur sendiri tetap bisa.
Jodohku nanti juga harus banget paham dan sudah terbiasa menerapkan prinsip antarodhi. Jadi nggak fanatik gitu orangnya. Gak gampang judge orang. Lebih suka nambah saudara daripada nambah musuh. Gak sombong. Lebih mementingkan impact dirinya di atas bumi daripada imej dia. Ojo dumeh. Tenggang rasa. Gak suka memaksa. Paham bahwa hidayah itu di tangan Tuhan. Kita hanya bisa berusaha dengan cara secantik mungkin. Harus juga punya eager untuk ikut serta dalam usaha membuat dunia ini menjadi lebih baik.
Open mind menganggap wanita itu juga punya otak. Laki-laki memang pemimpin rumah tangga, tapi gak bisa juga bilang wanita waton manut wae. Paham banget sampai ke relung hati bahwa wanita itu punya otak, rasa dan hati. Otak, rasa, dan hati wanita tidak bisa diabaikan begitu saja. Paham juga bahwa dirinya hanya manusia, makhluk ciptaan Tuhan. Jadi selalu membuka diri untuk belajar dan belajar. Terbuka untuk saling bertukar pikiran serta perasaan dengan wanitanya.
Nyambung. Repot juga kan kalau ngobrol seringnya gak nyambung. Bisa emosi tiap hari aku nanti.
Blak-blakan. Komunikasi lancar. Kalo pengen aku kayak gimana ya ngomong aja. Gausah kebanyakan kode-kodean gak jelas. Terbuka juga untuk dapet saran dan kritik dari aku. Jadi jadi lebih baik bareng-bareng. Sama-sama selalu berusaha bikin nyaman satu sama lain. Pasti kan kedepannya ada hal-hal yang gak disuka. Ada hal-hal yang disuka. Ya bilang aja, aku prefer kayak gini, kurang suka yang kayak gitu. Santai terbuka tanpa emosi. Tidak lupa terbiasa selalu mengonfirmasi perasaan satu sama lain. Jangan ada yang dipendem. Biar gak meledak jadi bom atom, bisa hancur mendadak. Naudzubillah.
Bergaya hidup sehat. Kuat olahraga, bisa beladiri. Juga suka makanan sehat tapi tetap antarodhi. Aku kan kalau soal makanan lebih ke impulsif gitu hehe.
ilustrasi: flickr grotos |
Berkeluarga itu bisa bikin kita lebih bahagia atau lebih menderita dari jaman pas masih sendiri. Lebih rawan menderita malah. Jadi kecocokan itu wajib hukumnya. Meskipun gak harus 100% cocoknya. Toleransi dan kompromi bolehlah. Ya namanya manusia, belum tentu apa yang semua yang kita inginkan itu 100% baik untuk kita juga. Allah yang maha tahu, manusia hanya sedikit tahu.
Cocok juga termasuk cocok sama rencana-rencana hidupku ke depan. Aku juga bakal terbuka untuk toleransi dan kompromi. Hanya jelas cara mendidik anak, keuangan, dll dll harus selesai sebelum fix memutuskan untuk berkeluarga. Hal-hal sensitif yang mana rawan menjadi sumber kehancuran bahtera harus diselesaikan diawal sebelum memulai semuanya.
Penampilan
Aku kurang suka sama cowok yang suka pakai kemeja, jas, sama celana bapak2 (yang banyak benik-nya udah gitu ukurannya segede gaban semua). Lebih suka cowok yang kaosan tanpa kerah (bukan kaos bola) dan pakai celana santai. Menurutku cowok itu lebih ganteng kalau tampil casual, kurang ganteng kalau pakai jaket kulit sama cardigan. Kalau outer menurutku cowok lebih ganteng kalo pakai outer selain cardigan, jaket kulit, sama rompi, intinya prefer yang casual, hehe.
Tampang
Bebas sih yang penting agak terawat tapi nggak maho. Kan ada ya, yang kinclong banget tapi kelihatan banget juga maho-nya. Sekali lihat langsung nyesel berasa abis liat penampakan. Kayak wagu gitu kan. Skinkeran dikit tapi tetep lakik. Kayak abimana aryasatya gitu sorot wajahnya lakik gitu tapi tetap bersahabat, gak sombong. Gak terlalu kalem dan manis. Tapi selalu berusaha mempraktekan prinsip antarodhi. Brewokan gpp. Gak harus ganteng, apalagi seganteng abimana, orang akunya aja muka pas2an wkwkwk.
Diluar itu semua jelas 100% lawan jenis, Islam luar dalam, punya kredibilitas, berilmu, punya networking luas berkualitas (atau setidaknya punya potensi untuk punya jaringan luas berkualitas), itu dulu sih. Belum tau kalau nanti atau besok-besok ada perubahan. Ya namanya manusia, kemampuannya serba terbatas. Siapa tahu besok-besok dapat wangsit baru dari Allah SWT siapa yang tahu. Terpenting, besok kalau sudah memutuskan ya jangan enteng bilang pisah, sebisa mungkin jangan pisah. Jangan sampai pisah, aaamiiiiinnnnn.