Awalnya sih saya hanya sekedar iseng bikin kriteria jodoh seperti yang sudah saya tulis di https://fenitriutami.blogspot.com/2019/09/pamer-tipe.html. Gara-gara di usia saat ini bahasan jodoh itu sesuatu yang lazim untuk dijadikan bahan obrolan saya pun yaudah sih coba mikir kriteria jodoh seperti apa sih yang kira-kira saya inginkan. Saya pun membuatnya dan efeknya luar biasa. Banyak dampak positif yang saya rasakan.
Kebetulan tidak lama setelah itu mentor saya posting tentang pentingnya membuat mimpi yang spesifik. Misal ingin punya kendaraan, harus spesifik kendaraannya seperti apa. Apakah untuk jodoh juga seperti itu? Jadi nggak let it flow aja. Kalau cewek kan biasanya yaudah sih nanti yang deketin siapa. Kalau gak jelek-jelek amat mau nikah yaudah diiyain aja mumpung ada yang serius. Eh iya gak sih. Suka denger kayak gitu soalnya, hehe. Alasannya mumpung ada yang serius. Kok kayak gimana yaaaa......
Kalau jodoh sih saya pribadi lebih ke saya pribadinya kayak gimana kira-kira cocok sama laki-laki dengan kepribadian seperti apa. Demi kemajuan bersama nantinya. Intinya cari yang saling melengkapi lah. Bisa menuntun saya menjadi pribadi seperti yang saya inginkan. Jadi ya saya lebih cari ke seseorang dengan pribadi yang saya dambakan agar saya bisa menjadi seperti dia. Tidak bikin saya bergantung sama dia. Sama-sama gak bergantunglah. Siap saling menambal saat dibutuhkan. Siap saling memberdayakan. Serta sekiranya bisa saling berusaha menyuburkan perasaan cinta masing-masing.
Efeknya adalah pertahanan hati saya semakin kuat. Tameng baper saya semakin kuat. Jadi gak adalah jatuh cinta asal. Apalagi fallin in love at first sigh. Kok rawan banget ya. Untuk seumur hidup kok milihnya cuma karena fallin in love at first sigh. Setiap saya melihat kelebihan seseorang pasti ada beberapa hal yang saya tidak sukai dari orang tsb meskipun belum kelihatan. Jadi tidak yang langsung "Ya Allah, awesome banget sih orang, itu, jadi pengen dinikahin." Wkwkwk kok gimana yaaa....
Kalau ketemu orang yg sesuai kriteria, ya saya gak jamin pertahanan anti baper saya runtuh sih. Tapi seenggaknya saya tahu, sesempurna apapun dia dalam memenuhi kriteria saya, tetap ada sisi yang belum saya tahu yang mana kalau nanti nikah dan tahu bisa jadi saya ilfeel. Ya, kalau udah nikah sih sebisa mungkin jangan ilfeel. Harus siap sama kekurangan pasangan yang kita gak suka kan. Harus belajar sabar, haha. Yamaugamau pasti adalah sisi pasangan yg kita gak suka siapapun pasangan kita nanti sabar itu harus siap.
Btw kriteria saya susah banget. Sejauh mata memandang gak ada jomblo disekitar saya yang memenuhi. So, saya siap buka hati aja sih sama siapapun yang acceptable enough buat saya buat taarufan. Tapi saya bukan tipe orang yang mau taarufan sama siapa saja asal.
Kalau belum cukup familiar ya perlu berteman dulu. Saya juga lihat-lihat dulu sih untuk berteman haha. Lihat-lihat orangnya dulu juga. Bukannya pilih-pilih cuma kalau sama yang fokus cari jodoh lihat dulu kemungkinan jadinya besar atau gak kalau gak ya mending gausah. Kan tujuan temenannya buat cari jodoh.
Baru kalau acceptable enough buat berteman ada chance buat taarufan. So, saya lebih terbuka sama mereka yang lebih familiar sih atau ada beberapa interaksi sebelumnya dan orangnya acceptable enough. Kayak gimana sih acceptable enough itu? Susah dijelaskan dengan kata-kata, ya asal hati saya bilang acceptable enough aja, hehe. Ya setiap orang kan punya preferensi. Wanita cuma punya slot satu. Jadi subjektif itu perlu. Jangan paksa wanita buat objektif.
Kek apa aja. Kek banyak yang mau aja. Padahal sampai sekarang belum pernah ada yg deketin haha. Temen aja belum pernah ada yg ngajakin taarufan.
Oh iya, kelebihan lain dari bikin kriteria adalah kita tau jelas orang seperti apa yang kita mau. Jadi usaha yang kita lakukan juga bisa lebih terarah. Kita bisa ikut komunitas atau apalah yang mana kemungkinan disana ada banyak orang yang sesuai kriteria kita. Saya sih gak segitunya. Ikut komunitas karena saya menemukan teman-teman dengan sudut pandang yang tidak berbeda jauh dengan saya, jadi gampang nyambung. Mempunyai minat yang sama dan mempunyai visi misi yang sesuai dengan visi misi hidup saya.
Photo by Jacqueline Kelly on Unsplash |
Kalau jodoh sih saya pribadi lebih ke saya pribadinya kayak gimana kira-kira cocok sama laki-laki dengan kepribadian seperti apa. Demi kemajuan bersama nantinya. Intinya cari yang saling melengkapi lah. Bisa menuntun saya menjadi pribadi seperti yang saya inginkan. Jadi ya saya lebih cari ke seseorang dengan pribadi yang saya dambakan agar saya bisa menjadi seperti dia. Tidak bikin saya bergantung sama dia. Sama-sama gak bergantunglah. Siap saling menambal saat dibutuhkan. Siap saling memberdayakan. Serta sekiranya bisa saling berusaha menyuburkan perasaan cinta masing-masing.
Efeknya adalah pertahanan hati saya semakin kuat. Tameng baper saya semakin kuat. Jadi gak adalah jatuh cinta asal. Apalagi fallin in love at first sigh. Kok rawan banget ya. Untuk seumur hidup kok milihnya cuma karena fallin in love at first sigh. Setiap saya melihat kelebihan seseorang pasti ada beberapa hal yang saya tidak sukai dari orang tsb meskipun belum kelihatan. Jadi tidak yang langsung "Ya Allah, awesome banget sih orang, itu, jadi pengen dinikahin." Wkwkwk kok gimana yaaa....
Kalau ketemu orang yg sesuai kriteria, ya saya gak jamin pertahanan anti baper saya runtuh sih. Tapi seenggaknya saya tahu, sesempurna apapun dia dalam memenuhi kriteria saya, tetap ada sisi yang belum saya tahu yang mana kalau nanti nikah dan tahu bisa jadi saya ilfeel. Ya, kalau udah nikah sih sebisa mungkin jangan ilfeel. Harus siap sama kekurangan pasangan yang kita gak suka kan. Harus belajar sabar, haha. Yamaugamau pasti adalah sisi pasangan yg kita gak suka siapapun pasangan kita nanti sabar itu harus siap.
Btw kriteria saya susah banget. Sejauh mata memandang gak ada jomblo disekitar saya yang memenuhi. So, saya siap buka hati aja sih sama siapapun yang acceptable enough buat saya buat taarufan. Tapi saya bukan tipe orang yang mau taarufan sama siapa saja asal.
Kalau belum cukup familiar ya perlu berteman dulu. Saya juga lihat-lihat dulu sih untuk berteman haha. Lihat-lihat orangnya dulu juga. Bukannya pilih-pilih cuma kalau sama yang fokus cari jodoh lihat dulu kemungkinan jadinya besar atau gak kalau gak ya mending gausah. Kan tujuan temenannya buat cari jodoh.
Baru kalau acceptable enough buat berteman ada chance buat taarufan. So, saya lebih terbuka sama mereka yang lebih familiar sih atau ada beberapa interaksi sebelumnya dan orangnya acceptable enough. Kayak gimana sih acceptable enough itu? Susah dijelaskan dengan kata-kata, ya asal hati saya bilang acceptable enough aja, hehe. Ya setiap orang kan punya preferensi. Wanita cuma punya slot satu. Jadi subjektif itu perlu. Jangan paksa wanita buat objektif.
Kek apa aja. Kek banyak yang mau aja. Padahal sampai sekarang belum pernah ada yg deketin haha. Temen aja belum pernah ada yg ngajakin taarufan.
Oh iya, kelebihan lain dari bikin kriteria adalah kita tau jelas orang seperti apa yang kita mau. Jadi usaha yang kita lakukan juga bisa lebih terarah. Kita bisa ikut komunitas atau apalah yang mana kemungkinan disana ada banyak orang yang sesuai kriteria kita. Saya sih gak segitunya. Ikut komunitas karena saya menemukan teman-teman dengan sudut pandang yang tidak berbeda jauh dengan saya, jadi gampang nyambung. Mempunyai minat yang sama dan mempunyai visi misi yang sesuai dengan visi misi hidup saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar