FeniFine's Motto

"Kesuksesan anda tidak bisa dibandingkan dengan orang lain, melainkan dibandingkan dengan diri anda sebelumnya." ~Jaya Setiabudi

Rabu, 26 April 2017

Guru-guru Saya

Sekarang, di era semuanya serba online, kita bisa belajar dari mana saja. Bisa mendapatkan ilmu dari mana saja. Kita bebas memilih guru sesuai bidang yang ingin kita tekuni. Kita bebas memilih siapa yang ingin kita gugu dan kita tiru. Meskipun ya memang di era informasi yang sangat pesat ini, kita harus berhati-hati dalam memilih guru. Jangan sampai yang sesatlah. Jangan coba-coba jadi komunis dsb. Ingat pancasila, mulai dari Ketuhanan Yang Maha Esa dan sila-sila berikutnya.


sumber: https://www.flickr.com/photos/halfchinese/165719204
Sekarang pilihan guru tidak hanya mereka yang berada satu kota dengan kita, kita bisa dengan mudah dapat update ilmu bahkan dari tokoh-tokoh di luar negeri. Misal kita nge fans dengan Bill Gates kita bisa secara berkala mengikuti socmednya. Tapi tidak semua orang terkenal sering berbagi ilmu via socmed sih, bahkan tokoh yang tidak suka dengan socmed juga ada.

Kalau saya, yg selama ini saya anggap sebagai guru ya Pak Jaya Setiabudi dan entrepreneur-entrepreneur keren disekitarnya, antara lain Mas Fikry Fatullah, Kang Dewa Eka Prayoga, dan Motiva Tweet. Mereka itulah yang saya kemungkinan besar maksud jika suatu ketika saya bilang guru saya. Meskipun secara resmi saya bukan murid mereka dan mereka bisa jadi tidak tahu kalau ada manusia yang bernama Feni Tri Utami, haha. Kalau stalking saya paling sering Pak Jaya, sering dapat pencerahan dari sana tidak hanya soal bisnis tapi juga tentang kehidupan dan keimanan.


Akhir tahun kemarin saya sempat ikut program mentoring online dengan salah satu dari beliau-beliau yang saya anggap sebagai guru saya tersebut. Dan saya jadi tahu bahwa mentoring bisnis itu tidak mudah. Tidak mudah mengerjakan tugas-tugas yang diberika dengan penuh komitmen. Ya sampai sekarang diluar mengerjakan tugas saya tidak pernah konsultasi. Iya, padahal kalau punya mentor bisnis itu ya pengennya jadi tempat konsultasi ya, tapi nyatanya saya tidak enak mau konsultasi, karena belum mengerjakan tugas dengan baik dan benar. Tapi jujur ilmu dan keterampilan yang berusaha ditransfer benar-benar ilmu mahal yang membuat saya jadi o ya ya, beberapa update mereka di socmed yang awalnya saya gagal paham jadi paham setelah mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.

Ya begitulah, bener-bener worth it, beda dengan yg gratisan. Sebelumnya saya pernah ikut mentoring gratisan dari sebuah komunitas bisnis muslim. Tapi cuma jalan dua pertemuan, pertama cuma kenal-kenalan sesama anggota sekelompok, kedua disuruh bikin visi misi value, sudah. Selesai itu sudah berhenti, tidak jalan. Ya selama ini saya baru ikut mentoring bisnis 2 kali sih. Sebelumnya pernah ikut mentoring atau lebih tepatnya disebut coaching bisnis sih sama teman-teman di kampus dengan coach para dosen. Tapi ya cuma jadi subjek penelitian, selesai penelitian ya selesai coachingnya. Secara waktu jadi coachee itu aku juga belum nemu passionku alias olshopku yg sekarang belum berdiri, jadi ya agak ogah-ogahan, haha.

Jadi inget sebelumnya juga pernah ikut mentoring bisnis yang ngadain Kopma UNY, tapi gak jalan juga. Cuma tiga pertemuan, pertama kenalan, kedua sharing masalah bisnis masing-masing di kelompok, ketiga curhat sama mbak dewi mantan ketua kopma soal bisnis. Udah itu aja. Gratisan juga. Pas aku belum nemu passion juga, pas olshopku yg sekarang belum berdiri juga.

Jadi total aku udah pernah mentoring bisnis 4 kali, yang bener-bener jalan cuma yang mentoring online dengan salah satu beliau-beliau yang saya sebut sebagai guru, itupun gak pakai acara konsultasi sama sekali, cuma mengerjakan tugas yang diberikan secara bertahap. Ya namanya aja mentoring berbayar beda jauh sama yang gratisan. Buat temen-temen yang pengen ikutan mentoring bisnis, yang paling penting untuk dipersiapkan memang komitmen, buat mengerjakan tugas-tugas dari mentor.

Buat yang pengen ikut mentoring bisnis gratisan tapi jalan bisa gabung di Rumah Kreatif Jogja. Aku juga baru tahun ini tahunya waktu dengerin acara kongkow bisnis geronimo. Aku sekarang gak selalu ngikutin acara radio ini sih, bagus sebenernya materi diarahkan biar bener-bener bermanfaat buat bisnis para pendengarnya. Tapi gak sekocak dulu waktu dibawain sama bos sedekah rombongan, Saptuari Sugiharto. Jadi kurang ngakak aja. Lah, ini dengerin buat upgrade ilmu buat bisnisnya apa dengerin lawak ya, jiah kena, haha. Sebenernya aku dengerin buat cari ilmu apa hiburan? XD Kayaknya emang cari hiburan, udah lama ninggalin tv soalnya banyak yang gak asik tontonannya, wkwkwk.

Aku sendiri sih, belum pernah mampir ke Rumah Kreatif Jogja. Kalau lihat foto-fotonya kelihatan asik banget sih tempatnya, kalau haus juga bisa beli minum, bikin sendiri minumnya. Desain tempatnya kekinian. Aku baru lihat di socmed tapi, belum kesana sendiri, haha. Rumah Kreatif Jogja ini didirikan oleh pemerintah untuk membantu umkm agar naik kelas. Jadi bakal ada program konsultasi bisnis gratis, inkubasi bisnis, mempertemukan entrepreneur dengan pekerja kreatif yang sekiranya dibutuhkan entrepreneur untuk bisnisnya, serta mempertemukan entrepreneur dengan para investor. Menjawab semua yang dibutuhkan umkm ya.

Kapan-kapan pengen ngajak temen buat ke Rumah Kreatif Jogja. Udah daftar di webnya aku buat jadi anggota, udah dimasukin grup whatsapp Rumah Kreatif Jogja sama adminnya tapi belum pernah dateng kesana sama sekali. Terus buat yang pengen mentoring, ada kewajiban konsultasi sebulan sekali dan harus ada progressnya. Kalau bolos mentoring sama gak ada progress kayaknya bakal gak boleh ikut mentoring lagi di Rumah Kreatif Jogja yang aku tangkep di grup whatsapp. 

Aku cuma silent reader sih di grup whatsapp. Cuma memperkenalkan olshopku sama tanya program, udah. Itu pun gak ada yang nanggepin satu pun. Kasian ya, wkwkwk. Lah rame banget, aku cuma sebutir pasir yang nyempil di keset dari sabut kelapa, gak keliatan blas XD. Males ikut gabung sama percakapannya, selain belum pernah kesana, kadang obrolannya cuma ngalor ngidul, kadang ketinggian juga, ra gadhuk aku, wkwkwk.

Cuma ya di Rumah Kreatif Jogja yang disingkat RKJ ini milik pemerintah, jangan harap kita bakal dapet wejangan yang berbau religius seperti yang kadang disampaikan guru-guru saya (Pak Jaya Setiabudi dkk). RKJ ini milik pemerintah jadi kita dilarang terlalu membahas agama kita di sini. Itu sih yang saya lihat di grup. Pernah ada yang disemprit juga di grup.

Jadi yang saya lihat disini nantinya kita bakal diberi ilmu dan keterampilan manajemen, promosi, dll. Ya mirip-mirip kuliah di manajemen tapi ini jelas lebih aplikatif buat umkm. Kekurangannya ya memang kurang komprehensif karena fokus ke ilmu dan keterampilan sisi ketuhanannya jadi urusan pribadi masing-masing alias yang saya lihat disini sepertinya tidak bakal dibahas. Ini agar semua anggota dari berbagai macam sara bisa nyaman disini. 

Tapi entah kapan aku mulai ke RKJ, sejak awal Maret salah satu rencana hidupku hampir hancur berantakan soalnya. Gara-gara dianggap pungguk yang merindukan rembulan. Sebelum akhirnya kehilangan kesempatan sama sekali ini dari kemarin menyusun strategi dan keberanian biar gak nyesel seumur hidup gara-gara kehilangan kesempatan berbicara dan mendengar.

Ya itu semua gara-gara aku gak mengerjakan tugas mentoring online dengan baik dan benar sih. Kalo tak kerjain dengan baik dan benar bisa jadi aku gak bakal dianggap pungguk yang merindukan rembulan. Padahal abis yudisium aku udah nolak tawaran jadi manajer di bisnis ibu2 muda sekomunitas entrepreneur muslim yang omset bisnisnya udah sampai 5 milyar perbulan. Apalagi kalau bukan karena yakin kalo aku bakal dpt lebih banyak dari bisnisku drpd gaji perbulan jadi manajer disana. 

Tapi ya itu, ternyata aku gagal disiplin dan sekarang masih gini2 aja. Penghasilan perbulan paling juga sama kayak dosen lulusan S1 di sekolah tinggi swasta pinggiran yang bosnya ngirit. Ya pantes ya kalo dianggep pungguk yang merindukan rembulan. Apalagi keluargaku bukan keluarga terpandang dan saudara kandung maupun iparku gak ada yang jadi pejabat macam anggota dewan. Tetep aja sih ya, title dosen kelihatan jauh lebih mentereng dibanding pengangguran pakai tapi kayak aku ini, wkwkwk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menikah atau Melajang, Mana yang Lebih Baik?

Kalau aku sendiri sih. Ini juga bisa jadi jawaban orang-orang yang suka tanya kapan nikah? Perlu diketahui, dalam Islam, agama yang aku anut...