Pada kondisi tertentu, kalau lagi mood buat bikin rencana, saya suka sekali bikin rencana. Setelahnya? Bye! Haha. Iya rencana seringkali tinggal wacana. Saya suka berpikir tapi suka malas merealisasikan. Lebih suka berpikir daripada bekerja. Lebih suka mengarahkan daripada diarahkan, hehe.
Akhirnya di tahun 2017 kemarin saya mencoba memberanikan diri untuk merealisasikan rencana-rencana saya meskipun menurut saya sebenarnya waktunya belum cukup sempurna. Ada satu kesalahan fatal sih memang. Benar-benar diluar dugaan. Membuat saya berpikir bahwa jika bisa melakukan sendiri buat apa minta tolong ke teman meskipun dia menawarkan diri. Meskipun posisinya cukup strategis, tapi yang namanya strategis itu, kalau strategis untuk merealisasikan apa mimpi indah kita berarti juga strategis untuk merealisasikan mimpi buruk kita. Hati-hati saja sih.
Sumber: https://www.flickr.com/photos/30851170@N05/4724901399/ |
Akhirnya di tahun 2017 kemarin saya mencoba memberanikan diri untuk merealisasikan rencana-rencana saya meskipun menurut saya sebenarnya waktunya belum cukup sempurna. Ada satu kesalahan fatal sih memang. Benar-benar diluar dugaan. Membuat saya berpikir bahwa jika bisa melakukan sendiri buat apa minta tolong ke teman meskipun dia menawarkan diri. Meskipun posisinya cukup strategis, tapi yang namanya strategis itu, kalau strategis untuk merealisasikan apa mimpi indah kita berarti juga strategis untuk merealisasikan mimpi buruk kita. Hati-hati saja sih.
Diluar itu, saya membuat keputusan-keputusan lain yang membuat saya belajar banyak. Tidak banyak keputusan sih. Tapi ya tidak apa-apa seenggaknya ada kemajuan, meskipun kemajuannya bukan dari sisi yang cukup kasat mata. Lebih ke kemajuan yang ada di dalam diri.
Hanya satu keputusan yang saya sesalkan sih, yang membuat rencana hidup saya jadi cukup berantakan. Gara-gara teman yang tidak amanah. Menawarkan bantuan, eh ternyata setelah kita bercerita apa yang jadi ketakutan kita dia malah berusaha bersama dengan yang lainnya mewujudkan ketakutan saya. Tapi ya tidak apa-apa sih, toh kan ada 1000 jalan menuju Roma. Maksudnya ketika ada tahapan dalam hidup yang harus kita lewati dan orang lain menjauhkan kita untuk melewati tahapan itu, tenang saja, masih banyak jalan lain untuk merealisasikan tahapan hidup yang ingin kita lewati tersebut.
Salah satu yang luar biasa adalah keputusan saya untuk magang di sebuah start up yang hampir 100% berisi generasi milenial. Banyak pelajaran yang saya dapatkan. Mengingat setelah 2 tahun jadi mahasiswa yang tidak pernah ngampus, lanjut mencoba bekerja di sebuah toko kecil, tiba-tiba bertemu dengan sesama generasi milenial dalam jumlah puluhan, ya bisa dibilang seukuran satu kelas lah, ya ada senangnya ada sedihnya.
Kalau dibandingkan pengalaman magang saya waktu kuliah dulu, di sebuah bumn, ya senangnya, di start up tsb isinya anak2 muda. Untuk komunikasi tidak ada hambatan berarti, karena jarak usia mayoritas teman-teman disana masih satu digit lah ya. Sangat jarang yang sampai 2 digit.
Tapi bukan berarti mudah untuk berteman dengan mereka untuk seorang introvert seperti saya. Saya belajar banyak sih. Jadi tahu kesalahan saya selama ini yang kalau tidak disana mungkin sampai sekarang saya masih belum sadar kalau itu kesalahan. Juga belajar untuk memaklumi orang lain. Belajar untuk lebih jasa sikap dan lebih berhati-hati juga sih.