Sumber gambar: https://www.flickr.com/photos/vandertramps/8098705908 |
Dulu, waktu masih sekolah, masih remaja, kebayang hidup saya ke depan ya mulus-mulus aja jalannya. Saya kira bakal lulus cepat waktu kuliah, kurang dari 4 tahun, lalu setelah lulus cita-cita tercapai. Ternyata setelah merasakan jadi anak semester akhir, kok keenakan jadi mahasiswa, tidak mau lulus cepat-cepat. Eh, malah jadi nunda-nunda, terus ya keterusan, malesnya susah sembuh. Kalau tidak memaksa diri buat ke kampus, buat selesaikan kuliah, bisa jadi sekarang aku sudah di drop out dan tidak punya gelar S.E.
Flashback ketika saya berada tepat di usia seperempat abad. Saya merasa amat sangat buruk. Ketika mereka yang seumuran bahkan banyak juga yang lebih muda sudah mendapat cap "sukses" dari orang-orang, saya harus kenyang dengan caci maki (lebay) karena dianggap pemalas (iya sih). Seolah-olah belum jadi apa2 di usia 25 tahun adalah kegagalan besar.
Saat itu saya benar-benar terpuruk dan merasa melakukan kesalahan yang amat sangat besar. Saya sadar itu karena saya akrab dengan penundaan sehingga rencana hanya jadi wacana. Hingga suatu saat saya mengikuti sebuah pertemuan perdana coaching dengan seorang bunda Rita (yg mengadakan bukan bunda Rita, namun teman kakak saya). Meskipun akhirnya pertemuan perdana jadi pertemuan yang terakhir juga karena ya biasalah, orang bilang memulai itu bagian tersulit, tapi kenyataannya, konsisten seringkali lebih sulit daripada memulai. Contohnya banyak yang berhasil jadi mahasiswa namun berhenti di tengah jalan.
Bukan kegagalan konsistensi sebuah program coaching yg mau saya bahas. Petuah bunda Rita yang masih saya ingat serta membuat saya merasa jauh lebih baik saat pertemuan perdana itulah yang mau saya ceritakan. Inti dari petuah beliau saat itu adalah, soal uang dan angka serta, siapapun kita saat ini, kita sudah jauh lebih baik dari kita sebelumnya, kita sudah berjalan lebih jauh dari sebelumnya. Ingatan saya pun melayang ke zaman saya sekolah dan masih kuliah teori. Iya senang rasanya sudah berjalan sejauh ini. Senang rasanya sudah mendapatkan pencerahan demi pencerahan yang saya dapatkan sejak menjelang KKN dulu, berlanjut hingga mulai jadi tindakan jauh lebih nyata dibanding sebelumnya, di semester akhir.
Saya kembali merasa lebih baik ketika tahu bahwa pendiri KFC baru mendirikan usahanya ketika sudah jadi kakek2, sudah pensiun. Juga ada cerita kakek2 di China yang baru sukses jadi model justru ketika usianya sudah senja (namanya juga kakek2 xD. Lalu guru saya juga berpesan bahwa definisi sukses setiap orang bisa berbeda, maka, definisikan sukses versimu sendiri. Akhirnya saya kemudian menentukan definisi sukses versi saya disini: https://fenitriutami.blogspot.com/2017/06/definisi-sukses.html.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar