Kenapa sih seandainya bisa jadi pintu syetan? yang saya pahami seperti ini:
Soalnya kalau bilang seandainya, kita jadi tidak mensyukuri keadaan. Padahal dengan apa yang kita punya saat ini ditambah banyak ciptaan Allah diluar sana banyak orang diluar sana. Kita juga bisa memikirkan bagaimana caranya untuk mencapai tujuan kita. Apalagi kalau badan kita sehat, akal kita sehat, tidak sakit jiwa.
Misal kita bilang seandainya2 terus. Yang ada cuma meratapi nasib, terus sedih. Atau malah berkhayal doang tak ada ujung, seandainya begini seandainya begitu. Bukannya melakukan aksi nyata untuk mendapatkan apa yang kita inginkan.
Padahal kalau dengkul kita dibeli 100 juta kita juga tidak mau kan. Pernah baca pengalaman orang yang habis jual ginjal, badannya mudah sakit tidak se-fit dulu, aktivitasnya tidak bisa sebanyak dulu. Padahal dengan sehat kita bisa melakukan banyak hal. Banyak hal yang tidak bisa kita lakukan ketika sakit.
Soalnya kalau bilang seandainya, kita jadi tidak mensyukuri keadaan. Padahal dengan apa yang kita punya saat ini ditambah banyak ciptaan Allah diluar sana banyak orang diluar sana. Kita juga bisa memikirkan bagaimana caranya untuk mencapai tujuan kita. Apalagi kalau badan kita sehat, akal kita sehat, tidak sakit jiwa.
Misal kita bilang seandainya2 terus. Yang ada cuma meratapi nasib, terus sedih. Atau malah berkhayal doang tak ada ujung, seandainya begini seandainya begitu. Bukannya melakukan aksi nyata untuk mendapatkan apa yang kita inginkan.
Padahal kalau dengkul kita dibeli 100 juta kita juga tidak mau kan. Pernah baca pengalaman orang yang habis jual ginjal, badannya mudah sakit tidak se-fit dulu, aktivitasnya tidak bisa sebanyak dulu. Padahal dengan sehat kita bisa melakukan banyak hal. Banyak hal yang tidak bisa kita lakukan ketika sakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar